Crispy

Komplotan Pemalsuan Surat Swab PCR-Kartu Vaksin Dibongkar Polda Metro

Mereka memanfaatkan media sosial untuk menawarkan dagangannya. Salah seorang pelaku masih dibawah umur.

JERNIH-Polisi berhasil mengungkap komplotan yang memalsukan berbagai surat terkait Covid-19. Komplotan yang terdiri dari lima orang tersebut, sebanyak empat orang berhasil ditangkap di tiga tempat berbeda sementara satu orang lainnya kabur dan telah dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO).

“Dari tiga TKP, ada empat orang yang diamankan. Sementara satu kini berstatus DPO “ kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, di Jakarta, pada Jumat (9/7/2021).

Komplotan tersebut beraksi melakukan pemalsuan surat baik itu hasil antigen, swab PCR, hingga surat keterangan vaksinasi.

Yusri menjelaskan, komplotan tersebut sudah beraksi cukup lama. Sejak beberapa bulan lalu hingga saat sebelum ditangkap, mereka memalsukan dan menjual surat-surat tersebut hingga ratusan.

“Sejak Maret 2021 mereka beroperasi,” kata Yusri menyebut waktu mereka mulai membuat surat palsu.

Ditambahka Yusri bahwa ratusan orang diketahui membeli dan menggunakan surat tersebut sebagai keperluan syarat perjalanan

“Ada sekitar 97 orang sampai dengan ratusan, mereka sudah menjualnya surat keterangan palsu. Rata-rata digunakan untuk keperluan perjalanan jauh,” kata Yusri lebih lanjut.

“Seperti naik pesawat, karena kan memang butuh surat PCR dan sekarang vaksin tahap pertama”.

Dalam aksinya mereka memanfaatkan media sosial untuk menawarkan dan menjual kepada calon konsumen dengan harga murah. Swab PCR yang umumnya Rp 700 hingga Rp 1 juta, ditawarkan dengan harga Rp 100 ribu saja.

“Pemasaran ini di media sosial yang ada, di media sosial mereka masing-masing. (Biaya) untuk swab antigen itu dijual dengan harga Rp 60 ribu, kemudian PCR dihargai Rp 100 ribu, dan untuk kartu vaksinasi ini dihargai Rp 100 ribu,” kata Yusri secara rinci.

Mereka juga mencatut nama-rumah sakit terkenal dalam menawarkan dagangannya itu. Surat hasil PCR misalnya seolah diterbitkan dari Rumah Sakit Siloam.

“Kemudian juga ada yang dari Mayapada Hospital. Ada swab antigen dari Klinik Kimia Farma dia bisa bikin dan juga ada kartu vaksinasi seperti ini dari Kemenkes. Ini saya tegaskan palsu,”.

Yusri menyesalkan tindakan komplotan ituyang tidak memikirkan dampak dari perbuatannya dalam penuntasan Covid-19 di Indonesia.

“Dia tidak menyadari korbannya banyak, jika ternyata positif, inilah manusia tidak bertanggungjawab,”.

Dalam pelaksanaan konferensi pers tersebut polisi menhadirkan tiga pelaku tersebut berinisial ESVD, BS, AR, dan satu pelaku di bawah umur tidak bisa dihadirkan di depan wartawan karena masih di bawah umur.

“Tidak bisa dihadirkan di sini karena di bawah umur,”. (tvl)

Back to top button