POTPOURRI

Kusasa Kumbi : Cara Hyena Mengobati Gadis Perawan

Nama hyena dapat langsung merujuk kepada salah satu hewan buas khas Afrika yang ganas. Namun di Malawi, hyena adalah nama profesi para lelaki yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan binatang hyena.

Jika di Indonesia ada tradisi gowok, yaitu profesi seorang perempuan yang berperan untuk melatih kejantanan calon pengantin laki laki, maka di Malawi dikenal dengan hyena, yaitu sebuah profesi lelaki yang berkaitan dengan proses inisiasi seorang gadis perawan.

Tradisi yang unik ini dipertahankan di daerah terpencil Malawi bagian selatan, seperti di daerah distrik Nsanje. Di desa ini beberapa pria dewasa berprofesi sebagai hyena.  

Para hyena ini bertugas untuk melakukan hubungan intim dengan para gadis perawan sebagai ritual untuk membersihkan diri. Ritual itu disebut kusasa fumbi (menyikat debu).

Dalam pemahaman masyarakat setempat, gadis yang telah menstruasi harus menjalani ritual kusasa fumbi agar terhindar dari penyakit kulit. Maka orang tua gadis akan menyewa seorang hyena untuk membersihkan anak gadis perawannya. Inisiasi ‘menyikat debu’ itu berlangsung selama tiga hari.

Tradisi lama tersebut tidak dianggap sebagai pemerkosaan oleh penduduk setempat tetapi lebih sebagai norma untuk menjadi bagian integral dari masyarakat. Anak perempuan yang tidak menjalani kusasa fumbi terancam menjadi orang buangan, bahkan tidak diaku oleh ibu mereka.

Usia seorang hyena biasanya jauh lebih tua daripada anak perempuan. Dan sebagai upah kerjanya dia dibayar dengan 4 hingga 7 dolar per jam . Karena profesinya dikaitkan dengan tradisi, maka hyena dianggap terhormat. Sehinngga tidak aneh bila seorang hyena rata-rata meniduri puluhan hingga ratusan anak perawan.

Para gadis yang telah di “sikat debu”nya  oleh hyena umumnya merasa bangga dan merasa telah dijauhkan dari penyakit.. Namun ada juga yang merasa terhina karena naluri alamiah seorang perawan untuk mempertahankan kesucian yang selayaknya diberikan kepada calon suaminya, bukan kepada hyena.

Kasus hyena mencuat pada tahun 2016. Saat itu seorang hyena bernama Eric Aniva namanya dikenal luas setelah kisahnya sebagai hyena disiarkan BBC selama 27 menit. Aniva, menuuturkan bahwa dirinya telah tidur dengan 100 gadis muda – diantaranya berusia 12 tahun—dan mendapat bayaran.

Eric Aniva

Selain Aniva, di daerahnya yaitu distrik Nsanje, terdapat 9 pria lainnya yang juga berprofesi sebagai hyena.  Namun Aniva yang paling terkenal.  Saat itu ia berusia 40 tahun dan telah memiliki 2 orang istri yang mengerti pekerjaannya karena dorongan faktor ekonomi.

Kepada BBC Aniva mengatakan bahwa gadis-gadis yang pernah ditidurinya adalah remaja atau siswi sekolah berusia 12-13 tahun. Namun dirinya lebih menyukai yang lebih tua usianya. Menurutnya, para gadis itu menikmati layanan dirinya sebagai hyena.

Bayaran yang diterima oleh seorang hyena cukup untuk kebutuhan sehari-hari, bahkan bagi  hyena yang populer dan  merasa cukup dengan gajih yang diterimanya, ia  akan berhenti dari pekerjaan lainnya. 

Untuk menjadi hyena memerlukan syarat yang harus dipenuhi, terutama prilaku baik di masayarakat.  Seorang yang dipandang berprilaku baik maka akan dipercaya memiliki pengaruh positif terhadpa gadis perawan yang ‘didiknya’

Setelah pengakuannya di BBC, Eric Aniva  akhinrya ditangkap karena ia mengaku mengidap HIV akibat seringnya melakukan hubungan badan tanpa pengaman. Bahkan, saat itu Presiden Mutharika turun tangan langsung memerintahkan penangkapan

penyebab Aniva ditangkap karena ia tidak pernah mengaku dan berterus terang kepa orang tua sang gadis bahwa ia mengidap HIV. Karena ketidak jujurannya itulah Aniva ditangkap dan dituduh sebagai  predator seksual.

Praktek hyena telah menempatkan gadis-gadis muda dalam risiko infeksi HIV karena hyena melakukan hubungan seksual dengan semua gadis dan ritualnya menuntut pertukaran cairan seksual, sehingga kondom tidak digunakan, bahkan dilarang karena menyalahi tradisi.

Karena kekhawatir penularan HIV/AIDS semakin dikalangan generasi muda, pemerintah Malawi dan para tokoh agama termasuk berbagai lembaga lainnya seperti gereja dan lembaga swadaya masyarakat turun tangan melarang tradisi hyena dan memberikan edukasi kepada masyarakat.

Praktek hyena juga dikecam keras oleh para aktivis dan organisasi Hak Asasi Manusia seperti Komisi Hak Asasi Manusia PBB dan Inisiatif Pendidikan Anak Perempuan PBB.

Menurut data WHO tahun 2016, 10% anak perempuan dan perempuan berusia 15 hingga 49 tahun di Malawi terinfeksi HIV. Kehamilan remaja mencapai 35% dari semua kehamilan dan berkontribusi terhadap tingginya angka kematian saat melahirkan.

Back to top button