“Percikan Agama Cinta”: Selami Lautan Cinta dan Tibalah di Pulau Kesadaran
hamba membisu, menyendiri.. tak menemukan apa-apa,
kecuali seorang anak manusia, terperangkap bayang-bayang dirinya,
JERNIH– Saudaraku,
Hamba merindu pada bayang-bayang yang selalu melintas di ujung rembulan..
Hamba merindu pada titik-titik cahaya yang selalu memantul di setiap ufuk pagi…
Hamba merindu pada rintik-rintik hujan yang selalu membasuh keheningan di setiap senja…
Dengarkanlah wahai para perindu jiwa:
Hamba adalah perahu..
Engkau adalah sungai..
Di suatu malam yang sunyi,
Hamba mengarungi jiwamu menuju pulau kesadaran: menyelami dalamnya lautan cinta.
Di pulau itu,
hamba membisu, menyendiri..
tak menemukan apa-apa,
kecuali seorang anak manusia,
terperangkap bayang-bayang dirinya,
berkelahi mengikat waktu
di tengah dahaga jiwa yang ditelan syahwat kuasa para pendusta agama.
[Deden Ridwan]