Pola Hidup “Menjadi”
Tempat ini menyenangkan karena di sini kita hanya memerlukan sebuah gayung untuk menyiramkan air ke tubuh kita dan selembar handuk untuk mengeringkan badan
JERNIH—Ini adalah sepenggal kisah Abu Said Abu Al-Khair, sufi besar yang hidup pada abad ke-9 dan ke-10 Masehi.
Pada suatu hari, muridnya mencari Abi Said dan menemukannya di kamar mandi sewaan—kamar mandi umum sebagaimana yang saat ini banyak kita temukan di Jepang. Guru besar sufi itu bertanya,”Wahai Abu Muhammad, bukankah tempat mandi ini menyenangkan?”
“Tentu saja.”
“Apa sebabnya?”
“Karena Tuan telah memberkati tempat ini dengan kehadiran Tuan.”
“Saya kira itu bukan alasan yang tepat.”
“Apakah Tuan berkenan memberikan kepada hamba alasan yang tepat?”
“Tempat ini menyenangkan karena di sini kita hanya memerlukan sebuah gayung untuk menyiramkan air ke tubuh kita dan selembar handuk untuk mengeringkan badan. Dan semuanya ini bukan milik orang yang mandi tetapi kepunyaan pemilik tempat mandi.” [ ]
Dari “Hidup Itu Indah: Kisah-kisah Sufistik untuk Pencerahan Hidup”, Adinda Putri Diniyah (editor), Penerbit Mujadalah, Yogyakarta, 2001.