Filipina Luncurkan Program Bantuan Pendidikan anak-anak Pekerja Migran
- Filipina mengandalkan pemasukan devisa dari pengiriman uang pekerja migran (OFW).
- Kini, pemerintah Filipina berusaha mengurangi kesulitan OFW, terutama yang memiliki anak-anak yang masih bersekolah.
- Sasarannya adalah 33 ribu anak pekerja migran yang menempuh pendidikan tinggi.
Manila — Filipina menyebut pekerja migran di luar negeri (OFW) sebagai pahlawan devisa, dan memperlakukannya dengan sangat manusiawi.
Baru-baru ini Presiden Filipina Rodrigo Duterte meluncurkan progran bantuan tunai satu miliar peso, atau Rp 302 miliar, untuk 33 ribu anak pekerja migran yang menempuh pendidikan tinggi di luar negeri, dan menjadi korban pandemi Covid-19.
“Pandemi berdampak serius bagi pendidikan anak-anak kita,” kata Presiden Duterte. “Kita harus memberi bantuan kepada mereka.”
Bantuan akan diberikan kepada anak-anak pekerja migran asal Filipina yang terlantar, tidak bisa kembali karena alasan ekonomi, dipulangkan paksa, atau meninggal.
Subsidi akan diberikan kepada anak-anak OFW yang memenuhi syarat, misal terdaftar di perguruan tinggi di luar negeri; swasta atau negeri, dan diakui Komisi Pendidikan Tinggi (CHED).
Mei lalu, Presiden Duterte meminta sekolah menyediakan pilihan pembayaran bagi siswa; misal dengan cara dicicil, dengan alasan situasi sulit yang dihadapi orang tua siswa.
Duterte juga mengarahkan Bank Tanah Filipina, yang dikelola negara, memberi pinjaman kepada siswa tidak mampu membayar pendidikan anak-anak mereka.
Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana mengatakan Filipina juga sedang berupaya memulangkan seluruh pekerja migran. Sejak April sampai saat ini, Filipina memulangkan 174 ribu OFW.
“Kami telah menstabilkan proses repatriasi dan kini rata-rata 1.500 OFW pulang ke Filipina,” kata Lorenzana.
Tidak seluruh kembali dalam keadaan hidup. Baru-baru ini, 62 OFW pulang di dalam peti mati. Mereka adalah korban Covid-19 di salah satu negara Timur Tengah.
Ratusan ribu OFW yang mendadak kehilangan pekerjaan, menutup bisnis, dan menjadi pengangguran, membuat perekonomian Filipina terhuyung-huyung. Bank Central Filipina mencatat penurunan luar biasa pengiriman uang dari OFW yang masih bertahan.
“Mei 2020 pengiriman uang pribadi OFW ke Filipina mencapai 2,341 miliar dolar AS, atau Rp 34,709 triliun,” demikian pengumuman Bank Sentral Filipina. “Jumlah itu lebih rendah 19,2 persen Mei 2019, yang mencapai 2,896 miliar dolar AS.”
Total pengiriman uang dalam lima bulan pertama tahun 2020 berjumlah 12,83 miliar dolar AS, atau Rp 188 triliun. Turun 6,4 persen dibanding tahun sebelumnya, yang mencapai 13.707 miliar dolar AS.
Sebagian besar uang itu, atau 39,4 persen, berasal dari pekerja Filipina di AS. Lainnya dikirimkan pekerja Filipina di Singapura, Arab Saudi, Jepang, Inggris, UEA, Kanada, Hong Kong, Qatar, dan Taiwan.
Filipina memperoleh devisi dari OFW sedemikian besar karena tidak lagi mengirim tenaga kerja tak terdidik, terutama pakerja rumah tangga.