Inggris Akan Ungkap Investasi Militer Terbesar Sejak Perang Dingin
Di tengah kebangkitan Cina yang terus berlanjut, dan setelah pemungutan suara untuk meninggalkan Uni Eropa, peran dan pengaruh global Inggris memang kian kempes
JERNIH– Inggris telah mengumumkan investasi terbesar dalam militernya sejak akhir Perang Dingin. Hal yang dilakukan di tengah hantaman krisis virus corona itu dilakukan sebagai upaya pemerintah menentukan peran negara itu pasca-Brexit di panggung dunia.
Perdana Menteri Boris Johnson ingin mengukir peran bagi Inggris sebagai pemimpin jagoan di era baru kerja sama global dan perdagangan bebas, yang didukung kemampuan militer dan kemutakhiran dunia maya modern.
Dalam pidatonya di depan parlemen pada hari Kamis waktu setempat, yang menguraikan kesimpulan pertama dari tinjauan terbesar kebijakan luar negeri dan pertahanan dalam tiga dekade, Johnson akan mengumumkan tambahan £ 16,5 miliar (22 miliar dolar AS) untuk anggaran militer selama empat tahun ke depan. Anggaran pertahanan saat ini hanya di bawah £ 42 miliar setahun.
“Saya telah mengambil keputusan ini di tengah pandemi karena pertahanan dunia harus diutamakan,” kata Johnson dalam sebuah pernyataan.
“Situasi internasional lebih berbahaya dan lebih kompetitif daripada kapan pun sejak Perang Dingin, dan Inggris harus setia pada sejarah kita, dan berdiri di samping sekutu kita. Untuk mencapai ini, kita perlu meningkatkan kemampuan secara keseluruhan.”
Pada saat ketidakpastian global yang meningkat, kebangkitan Cina yang terus berlanjut, dan setelah empat tahun diplomasi internasional dengan Presiden AS Donald Trump, pemungutan suara Inggris pada tahun 2016 untuk meninggalkan Uni Eropa, telah membuat peran dan pengaruh globalnya sendiri diragukan.
Pemerintah mengatakan peningkatan pengeluaran militer akan memperkuat posisi Inggris sebagai pemboros pertahanan terbesar di Eropa, terbesar kedua di NATO. Hal itu memungkinkan peningkatan investasi di berbagai bidang seperti dunia maya dan luar angkasa.
Johnson juga akan mengungkapkan agensi baru yang didedikasikan untuk AI, National Cyber Force, dan Space Command baru, yang bertujuan untuk meluncurkan roket pertama Inggris pada tahun 2022.
Kesimpulan lengkap dari tinjauan pertahanan dan keamanan–studi tentang ancaman dan kemampuan—akan diumumkan tahun depan. [Reuters]