“Percikan Agama Cinta”: Menjadi Umat Pertengahan
Aku tiba-tiba merasakan nilai kemanfaatan sekaligus kemartabatan. Di atas bukit pulau, aku teringat pesan firman-Mu dalam kitab suci: sifat terbaik itu adalah selalu moderat (the golden means); berada di tengah-tengah (al-hadd al-wasath).
JERNIH– Saudaraku,
Hidup itu ibarat laut. Luas membentang tak terukur. Menyimpan sejuta misteri.
Aku berjalan di atas gelombang. Menyingkap makna di balik rahasia itu dengan tersenyum: optimistik penuh rasa bahagia.
Aku berdiri di garis janji. Bagai nahkoda menatap samudra. Di hadapanku terhampar roman indah: biru mengalun tenang, dengan latar langit yang sungguh menawan.
Aku tegak di titik sadar. Di tengah-tengah potret memesona itu kadang tak tahu: apa yang akan aku temui di depan sana?
Mungkin tahu-tahu ombak besar menerjang dan hujan badai menghantam. Melemparkan orang-orang yang tidak siap mental mengarunginya…
Aku bertemu di jalur waktu. Menempuh relung kehidupan nan berliku-liku. Menelusuri lorong-lorong terjal. Menatap celah masa depan secara mantap. Menggali sebuah gestalt. Demi menangkap nilai-nilai asasi di balik perjalanan hidup yang acap kali berisik.
Aku tetap beredar. Mengupayakan sebuah kebenaran dan kebajikan terus membumi sebagai faedah bagi pencapaian tujuan-tujuan kemanusiaan di serat diam.
Aku bersimpuh di pelukan cinta-Nya. Dalam dekapan itu, kutemukan obor-obor memantulkan cahaya. Menerangi lorong-lorong terowongan: menyaksikan orang-orang menangis, menunggu kehadiranku bergulir di atas kereta harapan menuju sebuah pulau kebahagiaan.
Aku tiba-tiba merasakan nilai kemanfaatan sekaligus kemartabatan. Di atas bukit pulau, aku teringat pesan firman-Mu dalam kitab suci: sifat terbaik itu adalah selalu moderat (the golden means); berada di tengah-tengah (al-hadd al-wasath). Pun dalam menyikapi harta.
Ingatlah, al-Quran mengajarkan engkau tak boleh pelit (bakhil), tapi juga jangan berlaku boros. Manfaatkan kuasa-hartamu untuk kebajikan khalayak. Budayakan nilai-nilai giving, bukan sekadar having. Dengan begitu, engkau akan merasakan getaran kemuliaan hidup dalam satu tarikan nafas. Gerakmu terasa mengalir indah. [Deden Ridwan]