Kim Jong-un Akui Korea Utara Hadapi Situasi Terburuk
- Selama konferensi akar rumput Partai Pekerja Korea, Kim Jong-un melakukan sesuatu yang tak biasa.
- Ia membicarakan rencananya meningkatkan kemakmuran yang gagal.
- Ia juga mengkritik unit akar rumput yang tidak segera mempernaiki kekurangan agar pembangunan partai berkelanjutan.
JERNIH — Kim Jong-un, orang nomor satu Korea Utara (Korut), mengakui negaranya mengadapi situasi terburuk dalam sejarah.
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), corong pemerintah Korut, memberitakan Kim menyampaikan pernyataan itu selama pidato pembukaan pertemuan sekretaris sel Partai Pekerja Korea, Selasa 6 April.
“Meningkatkan standar hidup rakyat, bahkan dalam situasi terburuk yang pernah ada, membuat kita harus mengatasi banyak tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Kim. “Ini tergantung pada peran yang dimainkan sel, organisasi akar rumput partai.”
Kim mendesak anggota melaksanakan keputusan kongres partai Januari lalu, ketika dia berjanji meningkatkan penangkal nuklir untuk menghadapi tekanan AS dan rencana pembangunan nasional lima tahun yang baru.
Selama konferensi politik, Kim menunjukan keterus-terangan yang tidak biasa. Salah satunya, rencana meningkatkan ekonomi tidak berhasil.
Namun, Kim juga mengkritik unit akar rumput partai yang tidak segera memperbaiki kekurangan, untuk memastikan pembangunan partai yang sehat dan berkelanjutan.
Sel partai, terdiri dari lima sampai 30 anggota, merupakan unit terkecil otoritas partai yang mengawasi pekerjaan dan kehidupan di pabrik dan tempat lain.
Jaringan ini merupakan alat penting bagi Partai Pekerja Korea untuk melanggengkan kekuasaan. Konferensi sekretaris sel sebelumnya diadakan tahun 2017.
Kemunduran ekonomi, salah satunya akibat pandemi, membuat Kim Jong-un tidak punya apa-apa untuk menunjukan diplomasi ambisius dengan mantan presiden AS Donald Trump.
Diplomasi itu runtuh akibat ketidaksepakatan dalam pencabutan sanksi untuk langkah-langkah denuklirisasi Korea Utara.
Korut menolak tawaran Presiden AS Joe Biden untuk melakukan pembicaraan, dengan mengatakan Washington harus membuang kebijakan permusuhan terlebih dulu.