Buat Yahudi Garis Keras, Google Masih Dianggap Membiarkan Sikap Antisemit
Kontroversi dimulai ketika pada 2007 Kamau Bobb, salah seorang petinggi Google, menulis sebuah posting bahwa orang Yahudi memiliki “nafsu besar untuk berperang dan membunuh.”
JERNIH–The Simon Wiesenthal Center, sebuah organisasi yang mengusung ‘hak asasi manusia Yahudi internasional’, telah meluncurkan kampanye untuk meminta pertanggungjawaban Google. Perusahaan mesin pencari terbesar itu dianggap “menoleransi” sikap antisemitisme di tempat kerjanya.
Simon Wiesenthal mengklaim memiliki sekitar 400 ribu orang anggota di seluruh dunia dan memiliki status konsultatif di Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNESCO, OSCE, dan organisasi internasional terkemuka lainnya.
Kontroversi dimulai pada tahun 2007 ketika Kamau Bobb, yang dikenal sebagai kepala keragaman Google, menulis sebuah posting di mana dia menulis bahwa orang Yahudi memiliki “nafsu besar untuk berperang dan membunuh.”
Sikap itu dianggap secara langsung bertentangan dengan tugas dasar Bobb, yaitu memastikan tempat kerjanya bebas dari kefanatikan. Karena Bobb hanya dipindahkan ke departemen lain dan bukannya dipecat, lembaga Yahudi fanatic itu pun kontan berang terhadap Google.
Simon Wiesenthal Center berpendapat bahwa komentar Bobb adalah “tuduhan berbahaya yang telah digunakan selama berabad-abad sebagai dalih untuk kebencian dan kekerasan yang ditujukan terhadap orang Yahudi.”
Lebih lanjut, organisasi tersebut menekankan bahwa tidak memecat Bobb mengirimkan pesan bahwa ada standard ganda yang bias terhadap orang Yahudi di dalam Google.
Organisasi tersebut juga mendesak karyawan Google untuk angkat suara, menentang apa yang mereka sebut ‘kefanatikan’ tersebut. [The Jerusalem Post]