Membedah ISIS Khorasan, Musuh Taliban Saat Ini
Ironisnya, meski Taliban dan pemerintah Pakistan memerangi IS-K, Jaringan Haqqani pernah disebut sebagai “tangan kanan” dinas rahasia Pakistan oleh Admiral AS, Mike Mullen, pada 2011 lalu, sebagaimana ditulis kantor berita AFP.
JERNIH– Seratusan warga sedang mengantre pemeriksaan di tepi kanal air di luar Bandar Udara Hamid Karsai, Kabul, Afganistan, ketika ledakan besar membetot paksa puluhan jiwa menuju kematian, Kamis (26/8) lalu. Perempuan, anak-anak dan personel AS turut menjadi korban.
Ledakan di dekat gerbang Abbey itu sebelumnya didahului bom di dekat Hotel Baron, yang diinapi perwira militer Inggris, seperti laporan BBC. Hingga tengah malam, sejumlah ledakan susulan mengoyak keheningan berbagai penjuru ibu kota.
Serangan terkoordinasi di Kabul itu diklaim oleh Islamic State Khorasan atau IS-K, kelompok yang sempat tenar pada 2017 lalu, ketika menjadi sasaran serangan bom konvensional terbesar di dunia, GBU-43/B, atau dijuluki “ibu semua bom,” yang diperintahkan (bekas) Presiden AS, Donald Trump.
Peringatan adanya ancaman serangan di Kabul itu bahkan sudah dilayangkan oleh komunitas intelijen barat sejak beberapa minggu sebelum serangan terjadi.
“Setiap hari kita bertahan di sana, adalah hari di mana kita tahu, bahwa ISIS-K akan membidik bandara dan menyerang warga AS, para sekutu dan warga sipil tidak berdosa,”ujar Presiden Joe Biden di Gedung Putih, di hari ledakan itu.
Siapa IS Provinsi Khorasan?
Beberapa bulan setelah Islamic State mendeklarasikan kekhalifahan Islam di Irak dan Suriah (ISIS) pada 2014, ratusan gerilyawan Tehrik-e Taliban Pakistan, TTP, melarikan diri ke Afganistan untuk mendirikan cabang IS-K, dan berbaiat kepada Abu Bakar al-Baghdadi.
Mereka mengambil nama Khorasan, sebuah kawasan historis yang dibentuk di era Kekaisaran Sasanid di Persia, dan kini mencakup Iran, Pakistan, Afganistan dan Asia Tengah.
Selama bertahun-tahun kemudian, kelompok ini berusaha memperluas wilayah kekuasaan untuk mengimbangi ekspansi di wilayah Syam. Wall Street Journal melaporkan, sejak beberapa tahun terakhir, simpatisan IS-K giat merekrut santri di madrasah-madrasah Pakistan.
Tapi hingga jatuhnya kekhalifahan al-Baghdadi di Raqqa, Suriah, pada 2019, aktivitas IS-K tercatat masih terbatas di Provinsi Kunar, Nangarhar dan Nuristan, di timur laut Afganistan.
Laju ekspansi IS-K menemui kebuntuan akibat perlawanan keras militer Afganistan dan Taliban. Tapi jika permusuhan dengan pemerintah pusat dukungan Amerika Serikat berkesan kuat, relasi antara IS-K dan Taliban bernuansa lebih dinamis, terutama di level akar rumput.
Taliban vs IS-K
Kedua kelompok sejatinya bermazhab Sunni Islam. Tapi jika Taliban lahir dari kalangan Pashtun berpaham Deobandi dengan misi utama merebut kembali Afganistan, IS-K adalah gerakan Jihadisme Salafi yang mengimpikan negara Pan-Islam.
Perbedaan akar ideologi di antara kedua kelompok itulah yang pada akhirnya mengundang perpecahan.
Ketika Taliban mulai menyetujui perundingan damai dengan pemerintahan Donald Trump di AS, beberapa komandan yang merasa dikhianati memilih membelot dan bergabung dengan IS-K, sebagaimana laporan Reuters. Keduanya pun kemudian menegaskan permusuhan dengan terlibat dalam berbagai front.
Insiden di Bandara Kabul itu jelas bukan kali pertama membuat Taliban kehilangan gerilyawannya yang matang di medan tempur. “Mereka sudah dideklarasikan sebagai musuh oleh Taliban,” kata Biden dalam pidatonya untuk peristiwa pemboman itu.
Bertaut via pihak ketiga
Meski diwarnai permusuhan, pertalian individual antara gerilyawan Taliban dan jihadis Khorasan diyakini tetap erat. Kedua kelompok terutama dihubungkan oleh sebuah jaringan teror yang kini menginduk kepada Taliban, jaringan Haqqani (Haqqani Network).
Jaringan Haqqani yang sering disebut sebagai pasukan elit Taliban berulangkali tercatat bergandeng tangan dengan IS-K untuk melancarkan serangan teror di Pakistan dan Afganistan. Haqqani dikenal memiliki tenaga spesialis yang mampu melancarkan serangan kompleks dengan beberapa target sekaligus.
Pada Juni lalu, PBB melaporkan jejaring Haqqani itu juga menjadi “penghubung” utama antara Taliban dan AlQaidah.
Ironisnya, meski pemerintah Pakistan memerangi IS-K, Jaringan Haqqani pernah disebut sebagai “tangan kanan” dinas rahasia Pakistan oleh Admiral AS, Mike Mullen, pada 2011 lalu, sebagaimana ditulis kantor berita AFP.
Seorang pakar intelijen berjuluk “Mr.Q” mengatakan kepada AFP bahwa “kemenangan Taliban ikut memperkuat IS-K.” Menurutnya, antara 1 Januari hingga 11 Agustus lalu, IS-Khorasan melancarkan 216 serangan teror, dibandingkan 34 serangan dalam periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Ini membuat Afganistan sebagai provinsi Islamic State paling dinamis saat ini,” kata dia. [DW/Reuters/WSJ, New York Times]