Taliban Sebut Tugas Perempuan Afganistan Melahirkan dan Membesarkan Anak
Pemerintah Afghanistan juga menganggap tidak perlu memiliki wakil perempuan dalam kabinetnya.
JERNIH-Pemerintahan Afganistan saat ini yang dikuasai kelompok Taliban telah memastikan jika tidak akan memberi ruang bagi perempuan Afganistan dalam pemerintahan, apalagi menjabat sebagai menteri.
“Perempuan tidak bisa bekerja memimpin kementerian. Itu seperti Anda menaruh sesuatu yang tidak sanggup mereka pikul di leher mereka,” kata Syed Zekrullah Hashmi, salah satu juru bicara Taliban dalam sebuah wawancara dilansir Associated Press.
Dengan tegas Hasmi menyebut jika tugas perempuan Afganistan adalah melahirkan dan membesarkan anak. Menurut Hasmi, pemerintah Afghanistan tidak perlu memiliki wakil perempuan dalam kabinetnya.
“Perempuan Afghanistan adalah mereka yang melahirkan generasi Afghanistan, mendidik mereka, mendidik etika Islam pada mereka,” kata Hasmi saat ditanya presenter soal tanggapan Taliban terkait peran perempuan dalam pemerintahan.
Hasmi juga menyebut jika perempuan yang berdemo di sejumlah kota dalam beberapa hari terakhir tidak mewakili citra wanita Afghanistan.
sebelumnya, pada Jumat (3/9/2021) sekelompok perempuan menggelar demonstrasi di ibu kota Afghanistan untuk meminta Taliban memberi persamaan hak perempuan di negara itu. Para demonstran yang terdiri dari perempuan tersebut meminta pemerintah Taliban mengizinkan mereka berkontribusi dalam kegiatan sosial dan ekonomi Afghanistan.
Aksi demonstrasi di depan Istana Kepresidenan di Kabul itu, dibubarkan aparat keamanan Taliban dengan memukuli para peserta demonstrasi.
Taliban sebelumnya mengatakan mereka berkomitmen untuk menghargai hak-hak perempuan, dan tidak akan melarang perempuan mendapatkan pendidikan atau pekerjaan. Taliban menjanjikan perlindungan terhadap hak perempuan dan pembentukan pemerintahan yang inklusif.
Namun sejak mereka mengambil kendali pada 15 Agustus, mereka meminta semua perempuan, kecuali mereka yang bekerja di sektor kesehatan publik, untuk tidak bekerja, sampai situasi keamanan membaik.
Tak hanya itu, perempuan Afghanistan juga dilarang berolahraga karena olahraga tidak penting bagi kaum perempuan dan hanya membahayakan wanita lantaran berisiko mengekspose bagian tubuh mereka. (tvl)