Ini Respon Cina atas Kegagalan AS Menguji Rudal Hipersonik
- AS mengembangkan teori ancaman Cina karena tertinggal dalam perlombaan senjata hipersonik.
- Kini, AS berusaha menarik Cina dan Rusia ke meja perundingan senjata strategis.
- Berunding dengan AS akan membiat Cina dan Rusia membatasi kemampuan Cina dan Rusia.
JERNIH –– Cina merespon kegagalan uji rudal hipersonik AS di Kodiak, Alaska, dengan mengatakan; Paman Sam yang kali pertama melakukan penelitian senjata hipersonik, tapi tertinggal.
Global Times memberitakan tiga uji coba rudal hipersonik dilakukan Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan Angkatan Udara AS. Dua uji oba berhasil. Satu gagal.
Angkatan Laut dan Angkatan Darat AS menggelar tiga uji coba prototipe komponen senjata hipersonik sepanjang Rabu 20 Oktober, yang diharapkan berkontribusi pada uji terbang pada tahun fiskal 2022 yang dimulai 1 Oktober.
Defense News memberitakan satu uji coba lainnya, yang digelar di Alaska, roket pendorong gagal diluncurkan.
Terlepas dari kegagalan uji coba di Alasks, AS mulai agresif mengejar ketinggalan dalam pengembangan rudal hipersonik. Sejauh ini, hanya tiga negara yang mengembangkan senjata itu, yaitu Rusia, Cina, dan AS.
Negara Pertama
AS adalah negara pertama yang melakukan penelitian senjata hipersonik, memperbanyak teknologi hipersonik, dengan menginvestasikan miliaran dolar.
“AS berulang kali menyuarakan keprihatinan atas pengembangan pesawat ruang angkasa Cina, dan menggunakannya untuk menghebohkan teori cancaman Cina,” kata Wang Weinbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina.
“Bisakah AS menjelaskan kepada dunia mengapa mereka mengembangkan senjata hipersonik?” tanya Wang. “Mengapa mereka begitu mengkhawatirkan negara lain? Apakah komunitas internasional tidak memiliki cukup alasan mengkhawatirkan langkah AS?”
Cina mendesak AS menghormati hak negara lain mengembangkan pertahanan nasional dengan benar, dan berhenti memperlus persenjataan sendiri secara ekstensif dan menghebohkan dunia dengan teori ancaman Cina.
Zong Zhongping, pakar militer Cina, mengatakan AS mengkhawatirkan senjata hipersonik Cina dan Rusia dan militer Paman Sam masih sibuk menggelar uji coba.
Cina menampilkan rudal hipersonik DF-17 pada parade militer Hari Nasional di Beijing 1 Oktober 2019. Rusia memiliki rudal hipersonik Zircon, Kinzhal, dan Avangard.
Di kubu AS, Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, punya program hipersonik masing-masing. AS menghadapi masalah bahan baku dan teknologi mesin, yang membuat Gedung Putih berusaha menghipnotis dunia dengan teori ancaman Cina.
“Karena tertinggal, AS berusaha menyeret Cina dan Rusia ke dalam perundingan pengawasan senjata potensial,” kata Song. “Perundingan itu dimaksudkan untuk membatasi kemampuan Cina dan Rusia dalam pengembangan.”