Ritual di Tepi Pantai, 23 Orang Terseret Arus
Satu jam setelah tiba, tepatnya pukul 00:00 WIB, langsung saja mereka menuju tepi pantai Payangan guna melakukan ritual. Peringatan Saladin, penjaga Bukit Seroja tentang ombak besar tak diindahkan rombongan tersebut. Sekitar setengah jam kemudian, 23 orang terseret arus laut yang datang tiba-tiba.
JERNIH-Meski sudah diingatkan kalau ombak sedang besar-besarnya oleh penjaga Bukit Seroja, di Kabupaten Jember, Jawa Timur, rombongan 24 itu orang tetap menggelar ritual meditasi di Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu. Akibatnya, 23 orang terseret arus laut.
Peristiwa ini terjadi pada Ahad (13/2) dini hari, setelah Hasan, pemimpin kelompok Tunggal Jati Nusantara, bersama jamaahnya datang ke lokasi tersebut pada Sabtu (12/2), pukul 23:00. Anggota kelompok itu, berasal dari daerah Panti, Patrang, Sukorambi, Sumbersari, Ajung dan Jenggawah, yang memulai perjalanan dari Desa Dukuhmencek, Kecamaran Sukorambi, menuju kawasan tersebut, menggunakan minibus Elf bernomor Polisi DK 7526 VF.
Satu jam setelah tiba, tepatnya pukul 00:00 WIB, langsung saja mereka menuju tepi pantai Payangan guna melakukan ritual. Peringatan Saladin, penjaga Bukit Seroja tentang ombak besar tak diindahkan rombongan tersebut. Sekitar setengah jam kemudian, 23 orang terseret arus laut yang datang tiba-tiba.
Pada pukul 01:00 WIB, personel Polsek Ambulu, Babinsa Sumberejo, perangkat desa dan tim SAR segera mengevakuasi korban selamat dan melakukan pencarian terhadap korban yang hilang.
Bayu, korban selamat dari peristiwa yang menewaskan 10 orang anggota rombongan Tunggal Jati Nusantara itu mengatakan, kedatangan mereka ke pantai itu untuk melakukan ritual meditasi.
“Ada ombak dua kali datang. Ombak pertama ini saya berdiri, terus lari saya menghindari ombak kedua,” kata dia dalam sebuah tayangan di Kompas TV.
Kesepuluh jenazah korban tewas kemudian dibawa ke Puskesmas Ambulu, Jember. Keluarga yang datang menjemput, belum bisa membawa pulang jasad karena masih dalam proses identifikasi dan pendataan.[ ]