Ditemukan Komponen Candi di Dusun Kalijeruk, Widodomartani, Sleman,Yogyakarta.
Selasa (28/1/2021), para pekerja pembuat kolam pembuatan limbah ternak yang dipimpin oleh Prof. Ir.Ali Agus, DAA.DEA di Dusun Kalijeruk, Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta menemukan komponen candi saat menggali tanah. Komponen candi yang ditemukan berupa dua buah arca serta batu-batu candi yang terangkat ke permukaan oleh Yuliyanto, oprator beckhoe saat menggaruk tanah yang tertutup rumput tebal pada pukul 13.00. Dengan adanya temuan tersebut maka kegiatan penggalianpun dihentikan sementara.
Temuan tersebut segera ditindak lanjuti oleh Polsek Ngemplak dengan mengamankan lokasi, memasang police line serta mengevakuasi arca untuk diserahkan pada BPCB DIY. Dr. Maria Tri WidayatiS.S., M.Pd pendiri dan ketua Komunitas Kandang Kebo yang bergerak dalam pelestarian sejarah setelah mendapat kabar dari Polsek Ngemplak segera menginformasikan kepada Balai Pelestari Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta (BPCB DIY). Informasi tersebut segera ditanggapi BPCB DIY dan sore harinya langsung mengirimkan tim untuk meninjau lokasi.
Berdasarkan keterangan Muhammad Taufik, Kepala Unit Penyelamatan Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Yogyakarta, dalam pengamatan awalnya menyebutkan bahwa dua arca tersebut adalah arca Agatsya dan dan arca Nandiswara. Arca Agastya memiliki ciri perwujudan orang tua berjenggot berperut gendut dan membawa kendi. Sedangkan arca Nandiswara dipahat dalam posisi rebah (njerum alias depa).
Dua arca tersebut, menurut Taufik, biasanya menempel di dinding candi bersama-sama tiga arca lainnya yang merupakan bagian dari candi Hindu. Selain Agatsya dan Nandiswara, tiga arca lainnya yaitu Durga, Ganesha dan Kala. Maka kemungkinan besar tiga arca itu masih terpendam di dalam tanah. Dari ciri arca tersebut menunjukan tinggalan Hindu dari zaman Mataram Kuno, sekitar abad 9 Masehi.
Muhamad Taufik juga meyakini bahwa temuan awal tersebut mengindikasikan di lokasi tersebut terdapat candi. Hal itu ditunjang dengan keberadaan mata air yang berjarak 20 meter dari lokasi temuan sebagai salah satu unsur penting dalam bangunan peribadatan. Dari ukuran arca yang ditemukan, Taufik memperkirakan candi yang kemungkinan masih terkubur itu berukuran kecil. Bisa saja candi tersebut adalah candi pengiring dan tidak menutup kemungkinan adanya candi induk yang lebih besar.
Untuk mendapatkan gambaran yang kongkrit maka Taufik dan pihaknya akan melakukan ekskavasi untuk menemukan struktur lainnya. Namun dikarenakan masih musim hujan sehingga akan menyulitkan dalam penggalian, maka ekskavasi akan dilakukan beberapa bulan kedepan setelah musim hujan reda.