Harganya Makin ‘Pedas’, Cabai Didatangkan dari Sulsel
Jakarta – Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian segera mengambil langkah aksi dengan mendatangkan komoditas cabai rawit merah (CRM) dari daerah panen ke wilayah DKI Jakarta.
“Kita bekerja sama dengan Perumda Pasar Jaya mengambil langkah penanganan cepat dengan melakukan pembelian CRM secara langsung kepada petani sesuai harga yang berlaku di petani,” kata Kepala BKP Kementan, Agung Hendriadi, kemarin.
Agung menyatakan langkah aksi tersebut bertujuan untuk mengamankan pasokan dan menstabilkan harga CRM yang mengalami kenaikan beberapa waktu terakhir. Agung juga menyatakan bahwa biaya angkut difasilitasi oleh BKP. “Kita berupaya menurunkan harga cabai ini dengan cara memfasilitasi biaya distribusi mulai dari petani sampai pasar induk,” ujarnya.
Tim BKP Kementan bersama Perumda Pasar Jaya turun langsung melakukan pembelian CRM di Desa Limporilau, Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan pada Rabu (29/1/2020).
“Kami yakin melalui upaya ini, harga CRM di Pasar Induk Kramat Jati bisa turun, karena kami membeli langsung kepada petani dengan harga petani saat itu, lalu kami jual ke pedagang besar sesuai harga petani dan pedagang harus menjual dengan harga yang kita tentukan,” jelas Manager Pasar Induk Kramat Jati, Agus Lamun yang turut serta dalam pembelian tersebut.
CRM tersebut akan dijual di Pasar Induk Kramat Jati dan Toko Tani Indonesia Centre (TTIC) Jakarta dan TTIC Bogor dengan harga Rp50.000/kg, sementara harga CRM saat ini di pasar eceran sudah mencapai Rp90.000-100.000/kg. Secara bertahap, Perumda Pasar Jaya berencana melakukan pembelian CRM sebanyak 10 ton dari Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, BKP Kementan, Risfaheri yang ditemui pada Jumat (31/1/2020) menyatakan bahwa pihaknya akan terus mengupayakan stabilisasi pasokan dan harga pangan. “Sejak kemarin dan hari ini (31/1/2020), tim kami mengawal pengiriman 6 ton CRM dari lokasi petani sampai ke Pasar Induk Kramat Jati,” ujarnya.
Risfaheri mengungkapkan upaya ini terus dilakukan hingga harga CRM kembali normal. “Kita lihat dalam satu dua minggu ke depan, dengan mencari potensi panen raya di seluruh wilayah yang datanya kita dapat dari Ditjen Hortikultura. Jadi tidak hanya dari Sulsel tetapi juga dari berbagai daerah lain yang panen cabai,” jelasnya. [Zin]