Crispy

Mikhail Gorbachev: Tembok Berlin Runtuh, Perang Dingin Usai, Uni Soviet Bangkrut

  • Perang Uni Soviet di Afghanistan membebani perekonomian negara dan Gorbachev mengakhirinya.
  • Gorbachev mengakhiri Perang Dingin dan bipolar system.

JERNIH — Mikhail Gorbachev tidak hanya mengubah politik dalam negeri Uni Soviet, tapi juga memperkenalkan ‘pemikiran baru’ dalam kebijakan luar negeri.

Periode Gorbachev ditandai peningkatan signifikan hubungan Uni Soviet dengan negara-negara Barat, dan menghapus era permusuhan selama Perang Dingin.

Tahun 1986 Gorbachev mengumumkan rencana penarikan pasukan Uni Soviet dari Afghanistan. Namun, butuh tiga tahun bagi Moskwa untuk menarik seluruh pasukannya dari negeri itu.

Perang Uni Soviet di Afghanistan adalah titik kritik utama bagi Barat. Uni Soviet kalah di Afghanistan, dengan 15 ribu serdadunya tewas. Situasi ini membuat beban ekonomi Uni Soviet meningkat, karena negara harus mengeluarkan uang untuk veteran yang mengalami gangguan jiwa, cedera permanen dan tak produktif, dan lainnya.

Kedekatan Uni Soviet dan Barat, terutama AS, membuka jalan bagi perjanjian perlucutan senjata untuk ditandatangani. Moskwa dan Washington sepakat membongkar rudal konvensional dan nuklir jarak menengah, karena dianggap menggoda militer untuk menggunakannya dalam skala terbatas.

Di bawah Gorbachev, Uni Soviet secara sepihak menghentikan semua uji coba nuklir. Artinya, Moskwa benar-benar fokus pada pembangunan ekonomi.

Hubungan Moskwa dan negara-negara Blok Timur juga mengalami perubahan radikal. Sebelumnya, pasukan Uni Soviet selalu menjadi argumen terakhir jika salah satu anggota Pakta Warsawa mencoba mengalihkan kesetiaan, atau berpaling ke Barat.

Liberalisasi Gorbachev mencakup hak menentukan nasib sendiri bagi negara-negara Pakta Warsawa, yang secara bercanda disebut doktrin Sinatra. Seperti lagu My Way yang dilantunkan Frank Sinatra, Gorbachev mengizinkan negara-negara Pakta Warsawa menentukan kebijakan internal masing-masing.

Yang terjadi berikutnya adalah muncul serangkaian revolusi di negara-negar Blok Timur. Di Rumania, misalnya, diktator komunis Nicolae Ceaușescu digulingkan lewat revolusi. Di Jerman Timur, rakyat yang bosa hidup di negara tertutup keluar rumah meneriakan kebebasan.

Atas semua upaya meredakan ketegangan internasional, Gorbachev dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian 1990.

Dalam pernyataan yang menyertai penghargaan itu, Komite Nobel mengatakan Gorbachev memainkan peran utama dalam proses peradmaian internasional.

Gorbachev juga terkenal karena memainkan peran kunci keruntuhan Tembok Berlin, simbol keterpecahan Eropa dan dunia selama Perang Dingin.

Setelah kekalahna Nazi pada Perang Dunia II, Jerman terpecah menjadi dua negara tahun 1949. Republik Federal Jerman (Jerman Barat) dijalankan sekutu Barat. Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) dikendalikan Uni Soviet.

Berlin adalah kota di dalam Jerman Timur, tapi terbagi menjadi dua karena pada hari-hari terakhir Perang Dunia II sekutu menerjunkan pasukan ke sebelah barat kota yang membuat pasukan Uni Soviet tidak bisa mengklaim seluruh Berlin.

Dibangun tahun 1961, Tembok Berlin memisahkan keluarga dan orang-orang terkasih selama 28 tahun. Pada malam 9 November 1989 Tembok Berlin runtuh. Penduduk seluruh kota seakan ingin menghancurkan setiap batu tembok itu.

Pemicu semua ini adalah kunjungan Gorbachev ke Jerman Barat. Saat itu, Gorbachev menyatakan setiap negara bebas memilih sistem politik dan sosial sendiri, dan Moskwa menghormati hak semua bangsa menentukan nasib sendiri.

Keruntuhan Tembok Berlin menandai era baru, berakhirnya Perang Dingin dan bipolar system, dan membuka jalan bagi penyatuan kembali Jerman tahun 1990.

Back to top button