Bikin Vaksin Antivirus Corona Bukan Hal Mudah
Jakarta – Semua pihak di dunia sama-sama menunggu munculnya vaksin antivirus Corona. Namun untuk menghasilkan vaksin ini bukanlah hal mudah.
Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, DR Dr. Erlina Burhan, Msc, SP.P(K) menekankan, hingga saat ini vaksin virus (2019-nCOV) belum ada. “Mengapa belum ada? Karena membuat vaksin itu tidak mudah. Butuh waktu yang lama dan rumit,” kata Erlina di Jakarta, Kamis, (6/2/2020).
Hal senada diungkapkan Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, DR. Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR yang menyebutkan, jika pneumonia lain dapat dicegah dengan vaksinasi, seperti vaksin pneumokokus/PCV, vaksin penumokokus PPSV23 dan vaksin Hib, pneumonia yang disebabkan oleh Novel Coronavirus (2019-nCOV) belum ada vaksinnya karena merupakan coronavirus jenis baru. “Sehingga upaya yang paling direkomendasikan saat ini adalah kebersihan diri dan mengikuti travel advice yang disarankan oleh PDPI,” kata Agus.
DR Erlina Burhan kembali menyampaikan, gejala yang ditimbulkan dari pneumonia yang disebabkan oleh Novel Coronavirus (2019-nCOV) hampir mirip dengan selesma/common cold dan influenza.
“Sakit kepala, batuk, dan bahkan menimbulkan sesak nafas yang dapat menyebabkan kematian. Virus ini disebarkan melalui kontak erat dan droplet atau cairan dari penderita. Daya jangkau cairan hanya 1 – 1,8 meter untuk bisa menularkan virus ini. Masa inkubasi (periode mulai individu terpapar virus hingga menunjukkan gejala klinis/keluhan) adalah 2-14 hari,” tambah Erlina.
Virus ini terhirup melalui hidung, kemudian saluran pernafasan atas dan paru-paru. “Sehingga penting untuk menjaga kebersihan diri dan saluran pernapasan untuk cegah dan putus rantai infeksi virus corona. Hingga saat ini belum ada vaksin dan pengobatan khusus untuk menangani virus baru ini. Novel Coronavirus (2019-nCOV) ini memiliki struktur DNA /genetik yang hampir serupa dengan MERS dan SARS,” ujarnya.
Hingga kini, vaksin untuk virus corona belum tersedia. Namun, beberapa organisasi, tengah bekerja mengembangkan vaksin untuk melawan virus 2019-nCoV tersebut.
Para ilmuwan dari perusahaan farmasi di Inggris GlaxoSmithKline (GSK) Plc, tengah bekerja sama dengan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Wabah (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations/CEPI) untuk berkontribusi dalam upaya pengembangan vaksin untuk virus corona. Mereka akan menerapkan teknologi platform adjuvant.
Yayasan Lembaga Pasteur Prancis juga menyatakan telah membentuk satuan tugas yang bertujuan untuk mengembangkan vaksin pelawan virus corona dalam 20 bulan.
Sementara itu, Menteri Riset Jerman mengatakan vaksin untuk virus corona akan dapat dikembangkan dalam “beberapa bulan”. [Zin]