Piala Dunia Qatar 2022 atau Piala Dunia Cat-ar 2022
- Populasi kucing di Qatar meledak tahun 2016, dengan populasi dua sampai tiga juta.
- Kucing-kucing itu menginterupsi konferensi pers, mengganggu pejalan kaki, dan muncul di lapangan saat latihan.
JERNIH — Selain banyak kejutan di lapangan, Piala Dunia 2022 Qatar juga menyuguhkan sesuatu yang menarik, yaitu ribuan kucing liar di jalan-jalan Doha.
Si empus bisa berada di mana saja, di stadion saat sesi latihan tim, atau saat konferensi pers. Khusus yang terakhir dialami Vinicius Jr dan Brasil.
Konferensi pers diinterupsi ketika seekor kucing muncul dan naik ke atas meja. Manajer pers tim mengeluarkan kucing itu, tapi kebanjiran kritik karena caranya mengusir si empus bikin banyak orang marah.
Kucing liar adalah ciri umum di Doha, dan sekujur Qatar. Sebuah video yang diposting Reuters dan Twitter menunjukan bagaimana kuncing mendobrak turnamen.
Muncul anekdot; ini bukan Piala Dunia 2022 Qatar, atapi Piala Dunia Cat-ar.
Jurnalis Prancis Randal Kolo Muani mengatakan Ousmane Dembele, salah satu pemain Le Bleus, ketakutan saat berjalan-jalan untk mencari makanan di luar hotel.
Kyle Walker, pemain bertahan Inggris, seblaiknya. Ia mengadopsi salah satu kucing dan diberi nama Dave. Selama Piala Dunia 2022, Dave tinggal di markas Three Lions.
Walker berjanji membawa Dave ke Inggris jika Inggris memangkan Piala Dunia. Sayang, Inggris gagal dan Dave tak jadi migrasi ke Inggris.
Tiga Juta Kucing
Trap Neuter and Return (TNR), sebuah organisasi sukarelawan untuk peningkatan kehidupan kucing jalanan Qatar, kucing-kucing di Doha menghadapi kehidupan yang sulit; kekurangan makanan, suhu musim panas yang melewati 45 derajat, jalanan yang sibuk, dan kekejaman manusia.
Namun, jumlah kucing-kucing itu terus bertambah. Tahun 2016, menurut Qatar Cat Control Unit, populasi kucing jalanan antara dua sampai tiga juta atau sama dengan populasi negeri itu yang hanya 2,9 juta.
Kucing dibawa ke Qatar entah dari mana. Yang pasti, menurut laporan yang diterbitkan Universitas Hamad bin Khalifa, tiba di Qatar tahun 1960-an untuk menangani hewan pengerat alias tikus.
Akses ke makanan dan air yang mudah, dan budaya Islam yang memanjakan binatang satu ini, populasi kucing meledak tak terkendali. Akibatnya, risiko penyakit pada kucing dan manusia meningkat.
Yang dilakukan TNR adalah menjebak kucing liar dan memandulkannya. Namun kucing yang dikebiri cenderung agresif, menyerang pejalan kaki dan meningkatkan risiko penyakit.
Pemandulan pada kucing perempuan mengurangi rusiko tumor dan infeksi yang terkait dengan melahirkan hingga tiga kali setahun.
Kucing-kucing di tempat penampungkan akan ‘ditidurkan’ untuk selamanya. Tujuannya adalah mengendalikan populasi. Cara ini lebih baik ketimbang kucing mati kelaparan di jalanan, terpapar penyakit, atau menjadi korban keganasan manusia.