Korban Tewas Puasa Sampai Mati untuk Bertemu Yesus Jadi 200, 600 Lainnya Hilang
- Beberaja jenazah yang diotopsi kehilangan organ tubuh bagian dalam.
- Belum ada kesimpulan adanya bisnis organ tubuh dalam kasus ini.
JERNIH — Aparat keamanan Kenya menemukan lagi 22 anggota Good News International Church yang mengikuti ritual puasa sampai mati untuk bertemu Yesus. Jumlah seluruh jenazah yang ditemukan menjadi 200, dengan 600 lainnya masih dinyatakan hilang.
Daily Nation memberitakan seluruh dari 22 jenazah korban mengindikasikan kelaparan, dan diduga mengikuti ritual yang diinstruksikan pemimpin sekte Paul Mackenzie Nthenge. Hampir seluruh dari 200 korban ditemukan di properti seluas 800 hektar di pesisir wilayah Kilifi, dan dimiliki sang pemimpin sekte.
Makenzie Nthenge ditangkap bulan lalu, ditahan, dan akan menghadapi tuduhan terorisme. Sejauh ini Mackenzie Nthenge membela diri dengan mengatakan dia menutup gereja-nya tahun 2019, pindah ke kawasan hutan dan bertani.
Kehilangan Organ Tubuh
Hasil otopsi terhadap 100 jenazah sepanjang pekan lalu menunjukan korban meninggal akibat kelaparan, pencekikan, mati melas, dan luka-luka akibat pukulan benda tumpul.
Laporan lain, seperti diungkap media lokal, menyebutkan beberapa jenazah kehilangan organ tubuh internal. Polisi belum bisa memastikan apakah terjadi bisnis organ tubuh manusia.
Rhoda Onyancha, komisaris polisi wilayah pantai, Sabtu 13 Mei mengatakan sebanyak 610 orng dilaporkan hilang oleh keluarga mereka. Sedangkan tersangka yang akan menjalani persidangan mencapai 26 orang.
Tidak ada data korban selamat dari puasa sampai mati selama operasi pencarian. Beberapa yang ditemukan sekarat saat ditemukan menemui ajal di rumah sakit, menolak bicara, dan memutuskan melanjutkan ritual.
Banyak Kultus
Kenya dihuni masyarakat dengan banyak kultus. Akan selalu muncul pengkhotbah yang menawarkan jalan keselamatan, mukzizat, dan — yang mungkin paling ekstrem — kultus hari kiamat.
Polisi di seluruh Kenya menginterogasi pemuka agama lain, yang ajarannya diyakini menyesatkan dan bertentangan dengan hak asasi manusia.
Presiden Kenya William Ruto membentuk komisi penyelidikan untuk mengetahui bagaimana ratusan orang tergiur mengikuti ritual puasa asmpai mati, serta merekomendasikan tindakan terhada institusi yang gagal bertindak.