Siapa Saleh al-Arouri dan Mengapa PM Benjamin Netanyahu Berkali-kali Bersumpah untuk Membunuhnya
- Ia membangun Brigade al-Qassam dan sel-sel perlawanan Palestina di Tepi Barat.
- Ia meminkan peran penting dalam pembebasan 1.027 tahanan Palestina untuk ditukar dengan satu prajurit Israel.
JERNIH — Saleh al-Arouri relatif jarang disebut media Barat dan Israel, sebelum dan setelah Operasi Banjir al-Aqsa. Namanya seolah terkubur dua legenda Brigade al-Qassam; Mohammad Deif, dan Yahya Sinwar — pemimpin Hamas di Jalur Gaza.
Mungkin itu disebabkan al-Arouri tidak tinggal di Gaza atau Tepi Barat, tapi di pinggiran Beirut Selatan, Lebanon. Ia tidak terlibat langsung dalam pertempuran di Gaza, tapi — bersama Hizbullah dan Jihad Islam Palestina — menjadi bagian penting yang membuka front tempur di selatan Israel.
Al Mayadeen menulis pejabat militer Israel sangat membanci al-Arouri dan berupaya membunuhnya selama bertahun-tahun. Sumber kebencian adalah kemampuan al-Arouri membangun kemampuan perlawanan Palestina di Tepi Barat. Al-Arouri mengekspose rapuhnya keamanan Israel.
Al-Arouri lahir 19 Agustus 1966. Ia memainkan peran penting dalam pembentukan Brigade al-Qassam — sayap militer Hamas paling ditakuti Israel — di Tepi Barat.
Nama asli al-Arouri adalah Saleh Mohammad Suleiman Khaseeb. Nama al-Arouri mengacu pada akar keluarganya yang berasal dari kota kecil Arura di distrik Ramallah. Arouri menjadi petunjuk sosok ini berasal dari Arura.
Al Arouri merangkul warisan para martir masa lalu, dan menyelaraskan diri dengan citra kaum revolusioner yang pantang menyerah saat berhadapan dengan kejahatan Israel.
Ia tidak hanya berkontribusi pada pengorganisasian sel-sel perlawanan di Tepi Barat dan front lainnya, tapi juga memimpin perundingan pertukaran tahanan yang digariskan Hamas.
Setelah lulus dari Universitas al-Khalil di Tepi Barat dengan gelar sarajana Hukum Islam (Syariah) tahun 1987, al-Arouri naik pangkat dalam gerakan Hamas dan akhirnya terpilih sebagai anggota politbiro tahun 2010.
Seperti pemimpin perlawanan Palestina lainnya, al-Arouri keluar-masuk penjara Israel sejak 1990-an. Ia dibebaskan, ditangkap lagi, dan dibebaskan lagi. Terakhir, ia dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena mendirikan sel perlawanan di Tepi Barat.
Setelah menyelesaikan hukumannya, al-Arouri kembali ditahan dan dibebaskan tahun 2010. Setelah itu ia dipaksa keluar dari Tepi Barat. Ia bermukim di Suriah, pindah ke Turkiye, Qatar, Malaysia, sampai akhirnya menetap di Lebanon untuk melanjutkan perlawanannya.
Tahun 2011 al-Arouri memimpin perundingan pertukaran tahanan dengan Israel yang dimediasi Mesir. Hamas menjuluki operasi itu Setia Pada Kebebasan.
Berdasarkan kesepakatan itu, Gilad Shalit — tentara Israel yang ditawan Hamas — dibebaskan dengan imbalan pembebasan 1.027 tahanan Palestina dari penjara Israel. Salah satu yang dibebaskan saat itu adalah Yahya Sinwar — yang kini memimpin Hamas di Gaza.
Pada 9 Oktober 2017 al-Arouri terpilihs sebagai wakil kepala biro politik Hamas. Satu tahun kemudian AS menuliskan namanya dalam daftar teroris. Tahun 2021 ia memimpin gerakan Hamas di Tepi Barat.
Karier perlawanannya yang tak cacat menjadikan al-Arouri sosok paling diperhitungkan Israel. PM Benjamin Netanyahu bersumpah untuk membunuhnya. Al-Arouri menanggapi dengan santai.
Pembunuhan al-Arouri memicu gelombang protes dan janji balas dendam dari semua faksi perlawanan Palestina. Ini memperlihatkan betapa al-Arouri dihormati semua kader perlawanan Palestina. Di Tepi Barat, popularitas al-Arouri tak terbantahkan.