Mengapa Ethiopia Hapus Kendaraan Berbahan Bakar Fosil?
Untuk mendukung rencana tersebut, pemerintah membuat langkah strategis dengan membangun stasiun pengisian untuk mobil listrik.
JERNIH-Pada Senin, 5 Februari, Menteri Transportasi Ethiopia Alemu Sime, menyatakan akan segera melarang kendaraan non-listrik memasuki negaranya, baik yang lama maupun yang baru. Pernyataan Menteri Sime ini dilansir media Electrek.
Adapun alasan pemerintah menghentikan pengginaan bahan bakar berdasarkan fosil karena pemerintahnya menghabiskan enam miliar Euro hanya untuk mengimpor bensin dan solar. Angka itu merupakan angka impor selama tahun 2023 saja.
“Keputusan telah bulat, bahwa mobil tidak boleh masuk ke Ethiopia kecuali mobil listrik,” kata Menteri Sime.
Alasan berikutnya, kata Menteri Sime, selain tidak berkelanjutan secara finansial, juga menimbulkan tingkat polusi di perkotaan yang tidak terkendali. Sehingga menurut Menteri Sime, satu-satunya jalan keluar dari masalah ini, menurut Menteri Sime, adalah menghentikan penggunaan kendaraan non listrik.
Sebelumnya, Uni Eropa juga telah menyetujui undang-undang yang akan melarang penjualan mobil bermesin pembakaran di negara-negara anggotanya mulai tahun 2035.
Sejalan dengan rencana Menteri Sime, Kementerian Perhubungan Ethiopia segera membuat rencana prioritas tinggi membangun infrastruktur pengisian daya di seluruh negeri. Langkah ini merupakan tindak lanjut paska Sime melaporkan rencananya pada Dewan Perwakilan Rakyat Ethiopia.
Terhadap kendaraan yang masih berbahan bakar fosil, pemerintah Ethiopia akan menerapkan tes secara ketat terkait asap kendaraan. Apabila kendaraan tersebut gagal dalam pengujian asap maka kendaraan tersebut tidak lagi memenuhi syarat untuk diservis dan harus dikeluarkan dari jalanan, sebagaimana dikutip beberapa media nasional lain.
Meski langkah ini bagus, namun tak segampang ittu meniadakan kendaraan berbahan bakar fosil sebab di Ethiopia ada sekitar dua juta kendaraan berusia di atas 20 dan untuk melakukan penghapusan akan memakan waktu cukup lama, sebagaimana dilansir ArenaEV, pada 3 Februari lalu.
Waktu penghapusannya sama lamanya dengan waktu pembangunan infrastruktur pengisian daya untuk dua juta mobil listrik yang akan menggantikannya. (tvl)