Crispy

Militer Myanmar Rekrut Paksa Ratusan Rohingya dari Kamp-kamp Pengungsi untuk Bertempur

  • UU Wajib Militer hanya berlaku bagi warga Myanmar dan Rohingya adalah etnis tidak diakui.
  • Junta militer janji beri sekarung beras, kartu kewarganegaraan, dan gaji Rp 630 ribu per bulan, kepada Rohingya bersedia perang.

JERNIH — Junta militer Myanmar merekrut paksa laki-laki Rohingya dari desa-desa dan kamp pengungsi internal (IDP) di negara bagian Rakhine, dan kemungkinan akan dijadikan tameng manusia.

Situs Irrawaddy memberitakan sekitar 400 pria Rohingya — di bawah todongan senjata militer Myanmar — dikirim ke pangkalan militer untuk menjalani pelatihan dasar selama dua pekan.

“Masa pelatihan hanya dua pekan. Junta militer kemungkinan menggunakan mereka sebagai tameng manusia,” kata Nay San Lwin, salah satu pendiri Koalisi Rohingya Merdeka.

Kamp pengungsi Rohingya di Rakhine tersebar di tiga kota; Buthidaung, Maungdaw, dan Sittwe. Junta militer menekan pengurus dan tokoh masyarakat di tiga kamp pengungsi agar menyusun daftar, masing-masing 50 orang setiap desa kecil dan 100 orang dari setiap kamp, yang dianggap layak ikut wajib militer.

Rohingya dalah etnis ditolak di Myanmar. Semua etnis di Myanmar tidak mengakui Rohingya sebagai bagian dari negara mereka. Pemerintah Myanmar, siapa pun pemimpinnya, menolak mengakui mereka secara konstitusi.

Suku-suku di Rakhine berupaya mengusir mereka keluar dari tanah yang mereka kelola turun temurun, atau membunuh mereka. Rohingya akhirnya harus hidup di kamp-kamp pengungsi yang tak jauh dari tanah nenek moyang mereka.

Nay San Lwin mengatakan sekitar 300 pria dari kamp Sittwe. “Mereka kini mengikuti pelatihan militer,” kata Nay San Lwin.

Di Buthidaung, pada 18 dan 19 Februari, junta militer menangkap sedikitnya 100 pria dari empat desa. Prajurit junta militer mengatakan jika mereka menerima bertugas di militer, masing-masing akan menerima sekarung beras, kartu identitas kewarganegaraan, dan gaji bulanan sebesar 150 ribu kyat, atau Rp 639 ribu, per bulan.

“Ini lucu. UU Wajib Militer hanya berlaku untuk warga negara Myanmar. Orang Rohingya tidak diakui sebagai warga negara Myanmar,” kata San Lwin.

Sittwe, ibu kota Rakhine, memiliki 13 kamp pengungsi untuk sekitar 100 ribu orang Rohingya yang mengungsi akibat kekerasan etnis dan agama tahun 2012. Orang Rohingya yang masih di pengungsian mengatakan mereka cemas dengan nasib mereka yang direkrut paksa.

Mereka yakin cepat atau lambat junta militer akan kembali ke kamp pengungsi, dan membawa paksa laki-laki sehat dan muda untuk dijadikan tentara.

Kalah di Rakhine

Militer Myanmar babak belur di banyak tempat di Myanmar. Di negara bagian Rakhine, junta militer mengalami kekalahan besar dalam pertempuran melawan Arakan Army (AA) — satu dari tiga tentara etnis dalam Aliansi Persaudaraan yang memelopori Operasi 1072 pada 27 Oktober di negara bagian Shan.

AA tidak hanya menggebuk tentara juta di Rakhine, tapi juga Shan dan Chin. Mereka merebut 170 pangkalan dan pos terdepan junta sejak 13 November, seta enam kota di negara bagian Rakhine dan satu di Chin.

Back to top button