240 Warga Israel Terjangkit Covid-19 Beberapa Hari Setelah Vaksinasi
- Vaksin Pfizer-BioNTech dibuat tanpa menggunakan virus korona yang dilemahkan.
- Vaksin tidak akan menimbulkan penularan virus, tapi kode genetik perlu waktu merangsang sistem kekebalan tubuh.
- Setelah suntikan kedua, masih ada lima persen kemungkinan tertular.
JERNIH — Jangan pernah berpikir setelah vaksinasi tubuh langsung kebal terhadap Covid-19. Di Israel, ratusan orang didiagnosa terjangkit Covid-19 beberapa hari setelah menerima vaksin Pfizer-BioNTech.
Channel 13 News melaporkan jumlah warga yang ikut vaksinasi dan terjangkit Covid-19 terus bertambah, dan terakhir mencapai 240 orang.
Bagaimana penjelasannya?
Pemerintah Israel sangat mengandalkan vaksin Pfizer-BioNTech untuk mengakhir pandemi di negeri Yahudi. Vaksin ini dipilih karena tidak mengandung virus korona yang dilemahkan, sehingga tidak dapat menginfeksi penerima.
Namun, perlu waktu bagi kode genetik dalam vaksin untuk melatih sistem kekebalan mengenali dan menyerang penyakit yang masuk.
Penerima butuh dua suntikan. Menurut penelitian, kekebalan terhadap Covid-19 meningkat delapan sampai sepuluh hari setelah suntikan pertama, dan akhirnya mencapai 50 persen.
Suntikan kedua diberikan 21 hari sejak suntikan pertama. Kekebalan tubuh dinyatakan 90 persen sepekan setelah suntikan kedua.
Jadi, masih ada lima persen kemungkinan seseorang bisa tertular virus korona penyebab Covid-19. Bahkan ketika vaksinnya telah mencapai posisi penuh.
Tetap Waspada
Jadi, vaksin — buatan negara mana pun — tidak seratus persen menghentikan penularan. Pers Israel menggunakan fakta ratusan orang tertular untuk mengingatkan masyarakat tetap waspada dan tetap mengikuti protokol kesehatan, minimal sebulan setelah suntikan pertama.
Israel kini sedang melakukan vaksinasi besar-besaran, dengan satu juga orang — hampir 12 persen dari populasi — mendapat suntikan pertama. Ini adalah rentang per kapita terbesar di dunia, menurut Universitas Oxford.
Tenaga medis dan lansia menjadi kelompok pertama yang mendapat vaksin.
Sekitar satu dari seribu orang melaporkan efek samping ringan setelah suntikan; kelelahan, pusing, demam, nyeri, bengkak kemerhan di tempat suntikan. Hanya beberapa yang butuh perhatian medis.
Sejak vaksinasi dimulai 20 Desember 2020, empat orang meninggal tak lama setelah disuntik. Kementerian Kesehatan mengatakan tiga kematian tidak terkait vaksin, kasus. Satu lainnya, seorang pria usia 88 tahun, masih diselidiki.