Veritas

Novelis Haruki Murakami: Politisi Harus Bicara Jujur Tentang Pandemi Covid-19

  • Menurut Murakami bahaya terbesar dari pandemi adalah ketidak-pastian akan masa depan yang memicun rasa takut.
  • Jika politisi tidak bicara jujur, tidak akan ada orang berpartisipasi memperlambat peningkatan infeksi.

JERNIH — Novelis Jepang Haruki Murakami mengatakan politisi harus bicara secara tulis tentang pandemiuntuk mengurangi ketidak-pastian dan ketakutan publik.

“Kepada politisi, berbicaralah jujur dari hati agar orang-orang berpartisipasi memperlambat peningkatan infeksi,” kata Murakami dalam wawancara radio selama dua jam di malam pergantian tahun.

Pernyataan Murakami muncul beberapa jam setelah Toko mengumumkan peningkatan kasus harian 1.337 pada Kamis, melampaui angka tertinggi 26 Desember 2020, yaitu 949 kasus.

“Saya pikir masalah penting dengan pandemi adalah masa depan kita yang tidak pasti, yang memicu rasa takut,” kata penulis novel A Wild Sheep Chase, The Wind-up Bird Chronicle, dan 1Q84. “Menurut saya itulah bahaya besar pandemi.”

Ia melanjutkan; “Sakan sangat sulit bagi masyarakat untuk bekerja sama ketika politisi tidak berkomunikasi dengan kata-kata yang menyentuh hati rakyat.”

Murakami tidak menyebut nama politisi. Yang pasti, PM Yoshihide Suga, juga Shinzo Abe — yang mengundurkan diri dari kursi PM dengan alasan kesehatan — dikritik karena kerap membaca pernyataan yang ditulis birokrat dalam setiap konferensi pers.

Keduanya sering mengulang kalimat yangsama, saat menanggapi pernyataan wartawan. Itu membuktikan keduanya tidak jujur dengan fakta.

Selama berbulan-bulan, terhitung sejak Covid-19 muncul, Jepang relatif sukses menghindri pertumbuhan infeksi eksplosif. Namun lonjakan angka infeksi baru-baru ini membuat banyak orang khawatir.

PM Suga dikritik karena makan malam dengan delapan orang ketika pemerintah mengimbau warga tidak menggelar pesta yang dihadiri lebih lima orang.

Murakami menulis novel seraya mengelola bar jazz di Tokyo. Novel pertamanya adalah Hear the Wind Sing tahun 1987. Dilanjutkan dengan roman Norwegian Wood yang menjadi novel terlaris.

Kedua karya itu menjadikannya sebagai sastrawan muda selebritis.

Ia kerap menulis cerita yang terinspirasi peristiwa mengguncang masyarkat, termasuk serangan gas sarin di kereta bawah tanah yang dilakukan sekte apokaliptik tahun 1995.

Ia menarasikan gempa bumi Kobe, tempat ia dibesarkan, dengan sangat menarik.

Kini, Murakami menjadi pembawa acara Radio Murakami setiap dua bulan, terhitung sejak Agustus 2018. Masyarakat Jepang selalu menunggu suaranya di radio.

Back to top button