Crispy

80 Persen Penderita Covid-19 Kekurangan Vitamin D

  • Pengobatan dengan vitamin D perlu direkomendasikan, karena bukan tidak mungkin cara ini memiliki efek menguntungkan.

Madrid — Sejumlah dokter di Spanyol menemukan lebih 80 persen pasien Covid-19 menunjukan kekurangan prehormone yang dihasilkan dari vitamin D.

Studi yang dipublikasikan Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism (JCEM), Selasa lalu, adalah hasil penelitian yang para dokter di RS Universitas Marques de Valdecilla, Institut Investigasi Valdecilla (IDIVAL) di komunitas otonom Cantabria di Santander, Spanyol.

Studi melibatkan 216 pasien berusia 18 tahun atau lebih yang didiagnosis mengidap Covid-19 antara 10 sampai 31 Maret.

Sebuah kelompok kontrol, terdiri dari 197 orang, juga dipelajari. Dari 216 pasien, 19 diuji secara terpisah karena mengkonsumsi sumplemen Vitamin D.

Dokter mengamati kadar serum 25-hidroksivitamin D (25OHD), atau prehormon yang dibuat di hati. Dokter menggunakannya untuk mengukur kadar vitamin D pada penderita.

Hasil penelitian menunjukan pasien Covid-19 memiki rata-rata kadar 25OHD sebesar 13,8 +/-7,2 ng/ml, sedangkan pada kelompok kontrol 20,9 +/-7,4 ng/ml.

Laporan itu juga menyebutkan kekurangan vitamin D ditemukan pada 82,1 persen pasien Covid-19, dan 47,2 persen dari kontrol berbasis populasi.

Pasien defisiensi vitamin D memiliki prevalensi hipertensi danpenyakit kardiovaskular lebih besar, serta lebih lama tinggal di rumah sakit dibanding emreka yang memiliki kadar vitamin D hingga 20ng/ml.

Penelitian juga menyimpulkan tidak menemukan hubungan antara konsentrasi vitamin D atau kekurangan vitamin dengan tingkat keparahan penyakit.

Namun, demikian kesimpulan hasil penelitian, strategi harus diterapkan dan pengobatan vitamin D harus direkomendasikan pada pasien kekurangan serum kekurangan serum 25OHD. Bukan tidak mungkin cara ini memiliki efek menguntungkan pada muskuloskeletal dan sistem kekebalan.

Back to top button