CrispyVeritas

Abdul Rachman Thaha Tagih Janji Dana Abadi Pesantren, Singgung “Gibranisasi” Pemuda

ART menegaskan, dari lingkungan pesantren diharapkan lahir generasi pemimpin yang matang secara moral dan intelektual, bukan yang serba instan. “Gibranisasi anak-anak muda harus dihentikan, dan pesantren—dengan segala tradisi dan sistemnya—sangat potensial menjadi sentra untuk menghentikan Gibranisasi itu,” ujar Abdul Rachman.

JERNIH—Tokoh pemuda dan mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Sulawesi Tengah, Abdul Rachman Thaha (ART), menagih janji Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, terkait realisasi dana abadi pesantren yang sempat keduanya janjikan saat masa kampanye. ART menagih janji tersebut seiring inisiatif Presiden Prabowo memberikan beasiswa kepada para mahasiswa Palestina.

“Dalam bincang-bincang dengan jemaah umrah asal Indonesia pekan lalu di Tanah Suci, kami membolak-balik kembali tumpukan janji para calon presiden,” kata Abdul Rachman dalam keterangan tertulis yang diterima Jernih.co, Senin, 14 April 2025.

ART menyambut baik inisiatif Presiden Prabowo yang baru-baru ini menyampaikan rencana pemberian beasiswa kepada mahasiswa Palestina dan memukimkan sementara warga Palestina di Indonesia untuk keperluan pengobatan dan pelatihan. Namun, dia mengingatkan agar Presiden pun tidak melupakan janji yang pernah dilontarkan kepada kalangan pesantren.

“Jangan lupa, saya menagih janji Pak Prabowo yang saat berkampanye tahun lalu menyebut dana abadi pesantren sebagai salah satu program unggulannya, kelak ketika menjabat presiden,” ujarnya.

ART menilai bahwa sudah waktunya pemerintah merealisasikan komitmen tersebut agar masyarakat pesantren tidak hanya dipandang sebagai lumbung suara dalam kontestasi politik.

Menurut dia, program dana abadi pesantren seharusnya dapat dihubungkan dengan dunia industri, sehingga para santri juga bisa memiliki kecakapan tambahan di bidang 5C: character, critical thinking, creativity, communication skill, dan collaboration.

“Di tengah masa krisis etik dalam kehidupan bernegara dan berbangsa saat ini, pesantren patut menjadi tumpuan harapan bagi pembangunan etik berbasis religi bagi kalangan belia,” kata dia.

Ia menambahkan, dari lingkungan pesantren diharapkan lahir generasi pemimpin yang matang secara moral dan intelektual, bukan yang serba instan. “Gibranisasi anak-anak muda harus dihentikan, dan pesantren—dengan segala tradisi dan sistemnya—sangat potensial menjadi sentra untuk menghentikan Gibranisasi itu,” ujar Abdul Rachman.

Ia mengimpikan dana abadi pesantren dapat mewujudkan sekolah asrama kelas satu yang benar-benar merakyat. Menurutnya, dengan topangan dana tersebut, pesantren akan mampu mengembangkan konsep pendidikan modern, bukan hanya soal pemenuhan makanan bergizi gratis.

“Dan itu semua tergantung pada itikad baik Presiden Prabowo menepati janjinya,” kata dia. [ ]

Check Also
Close
Back to top button