- Kompleks Balkh dibangun Bahauddin Walad, ayah Jalaluddin Rumi yang dijuluki Sultan Al-Ulema.
- Usia tiga tahun Rumi kecil meninggalkan Balkh, setelah penyerbuah Mongol.
- Ia berpindah dari satu ke lain tempat yang saat ini bernama Iran, Irak, Uzbekistan, Suriah, dan menetap di Konya, Anatolia.
- Kini, Turki dan Iran berebut Rumi, Afghanistan membangun kembali tempat lahirnya.
JERNIH — Pemerintah Afghanistan berencana membangun kembali kompleks pengajaran Islam abad ke-13 di Balkh, yang pernah menjadi rumah Jalaluddin Rumi — penyair mistik paling terkenal di dunia.
Rumi lahir di kompleks Balkh 1207. Kompleks terdiri dari masjid, pesantren, madrasah untuk ratusan murid, yang seluruhnya milik Bahauddin Walad — ayah Rumi.
Penduduk Afghanistan saat itu mengenal Bahauddin Walad sebagai Sultan Al-Ulema, atau pemimpin para ulama.
Di usia tiga tahun, tepatnya 1207, Rumi dan keluarga meninggalkan Balkh, setelah penyebuan brutal Mongol. Rumi kecil menetap di Mazar-e-Sharif yang makmur, tapi tidak lama.
Frud Bezhan, dalam tulisan Cultural Tug-Of-War Erupts Over Persian Poet Rumi di situs rferl.org, mengatakan Rumi lahir di Desa Wakhsh di Tajikistan saat ini, bukan Balkh seperti diklaim Afghanistan.
Bahauddin Walad melarikan keluarganya sebelum penyerbuan Mongol ke wilayah yang saat ini bernama Uzbekistan, Iran, Iram, dan Suriah. Di Suriah, Rumia menetap cukup lama untuk belajar di Damaskus sampai usia 20 tahun.
Penghentian terakhir Rumi adalah Turki, tepatnya Konya di Anatolia Timur. Konya saat itu masuk wilayah Kesultanan Selnjuk. Di kota ini pula Rumi menuliskan puisi-puisinya, menciptakan karya seni, sampai menemui ajal tahun 1273.
Tidak berlebihan jika Rumia menjadi ‘rebutan’ negara yang pernah disinggahinya; Afghanistan, Iran dan Turki.
Mei 2016, Turki dan Iran meminta Badan PBB untuk Pendidikan dan Kebudayaan (Unesco) mencantumkan karya Jalaluddin Muhammad Rumi sebagai warisan bersama dalam daftar ‘Memori Dunia’.
Afghantistan marah, karena kedua negara mengklaim 26.600 ayat Masnavi-i-Ma’navi — salah satu karya Rumi paling berpengaruh dalam literatur Persia — sebagai milik Turki dan Iran.
Rumi adalah penyair terlaris di AS. Karyanya diterjemahkan ke dalam 23 bahasa. Hollywood dikabarkan berencana membuat biopic-nya, dengan Leonardo DiCaprio sebagai pemeran.
Pembangunan Satu Abad
Membangun kembali kompleks Balkh bukan gagasan baru, tapi telah ada sejak satu abad lalu. Arkeolog silih berganti datang dan pergi untuk mempelajari reruntuhan, dan mendesain ulang masjid, madrasah, dan pesantren, tapi tak pernah selesai.
Ketika miliaran dolar bantuan luar negeri mencapai Afghanistan, tentu saja setelah penggulingan Taliban tahun 2001, pemerintah Afghanistan dikecam karena tidak menggunakan sebagaian dana itu untuk membangun kembali Balkh.
Shivaye Sharq, waki menteri informasi Afghanistan, mengatakan pembangunan kembali Balkh akan dimulai musim semi, atau saat cuaca lebih hangat.
“Kompleks Balkh akan dibangun dengan cara klasik dan modern,” kata Sharq kepada Arab News. “Kehadiran kembali pesantren, masjid, dan madrasah di Balkh membuat kami bisa memperkenalkan harta karun yang hilang.”
Selain pesantren, Afghanistan akan menambah kompleks Balkh dengan museum, sanggar tari sama, salon budaya, taman, dan perpustakaan.
Tarian sama, dengan penari berputar, kerap dikaitkan dengan Rumi. Pengikut Rumi mempraktekannya sebagai bentuk doa dan pengabdian.
Rumah Rumi di Konya, Anatolia, adalah destinasi ziarah paling laris. Setiap tahun, ribuan pengagum Rumi dari seluruh dunia mendatangi tempat ini.
Turki sepat berjanji membangu pembangunan kembali kompleks Balkh, tampat ayah Rumi memulai dakwah Islam. Namun, janji itu tidak pernah ditepati.
Matiullah Karimi, kepala pusat informasi dan budaya Propinsi Balkh, mengatakan biaya proyek restorasi Balkh mencapai 7 juta dolar AS, atau Rp 98,7 miliar, yang seluruhnya dikeluarkan pemerintah Afghanistan.
Menjaga Warisan Budaya
Saat ini, yang terisa dari kompleks Balkh adalah kubah besar terbuat dari lumpur dan empat kubah kecil. Lainnya hancur dimakan waktu karena tempat ini tak terawat selama sekian ratus tahun.
Bagi cendekiawan Afghanistan, pemulihan kompleks Balks — terutama pusat pembelajaran — akan sangat membantu masyarakat luas.
“Kemajuan suatu bangsa tidak diukur dari bangunan yang menjulang, tapi kepemilikan perpustakaan dan pusat ilmu pengetahuan,” kata Hasmatullah Bawar, seorang dosen ilmu sosial Universitas Dunya Kabul.
Kompleks Balkh atau Walad adalah milik Afghanistan paling berharga, karena mencerminkan masa lalu bangsa yang maju.
Menurut Bawar, daya tarik Rumi tidak akan pudar sampai kapan pun. Di abad ke-21 ini, menurutnya, jutaan orang di seluruh dunia masih membaca karya-karyanya.
“Itulah yang memperkuat antusiasme kami untuk membangun kembali tempat Rumi dilahirkan,” kata Bawar. “Rumi lahir di pusat pengetahuan saat itu.”