Ambisi Arab Saudi Mengganti Emas Hitam dengan Kecerdasan Buatan

Arab Saudi siap menggelontorkan anggaran Rp 16.650 triliun untuk sebuah proyek mega teknologi. Bahkan membuka ruang kerjasama dengan para big tech luar negeri.
JERNIH – Arab Saudi secara agresif mengalihkan kekayaan minyaknya yang masif untuk mewujudkan ambisi besar di bidang Kecerdasan Buatan (AI). Upaya ini dipandang sebagai pilar penting untuk mendiversifikasi ekonomi Kerajaan di bawah Visi 2030.
Kendaraan investasi utamanya adalah Humain, sebuah perusahaan lokal yang sedang membangun tumpukan AI lengkap: pusat data, kapabilitas cloud, model bahasa pemrograman berskala besar (Large Language Model), dan aplikasi. Perusahaan ini dimiliki oleh Dana Investasi Publik (PIF) Kerajaan yang nilainya hampir Rp 16.650 triliun.
Putra Mahkota Mohammad bin Salman meluncurkan Humain pada bulan Mei 2025. Minggu ini, dalam acara tahunan Future Investment Initiative (FII) di Riyadh, skala, ambisi, dan dana besar di balik proyek ini menjadi lebih jelas.
CEO Humain, Tareq Amin, bertekad menjadikan Arab Saudi pasar AI terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan Tiongkok. Yang artinya Arab Saudi harus berlomba cepat dengan sejumlah negara seperti Korea Selatan dan lainnya.

Amin berpendapat bahwa keunggulan kompetitif Kerajaan terletak pada sumber daya energinya yang melimpah dan murah yang dapat memenuhi permintaan daya komputasi yang tak terpuaskan. “Kami memiliki keunggulan di Arab Saudi,” ujarnya.
“Lihatlah jaringan energi negara ini yang luar biasa, yang tidak membutuhkan perusahaan seperti Humain untuk membangun gardu induk dan daya untuk menyalurkannya ke pusat data. Itu berarti saya telah menghemat waktu 18 bulan,” lanjutnya.
Humain berencana membangun pusat data berkapasitas hingga enam gigawatt di seluruh negeri pada tahun 2034. Artinya akan terjadi investasi infrastruktur besar-besaran.
Humain telah menjalin kemitraan strategis dengan sejumlah mitra AI utama, termasuk Nvidia, AMD, Amazon Web Services, Qualcomm, dan Cisco. Selain itu, Humain juga dilaporkan telah mengikat kemitraan dengan perusahaan seperti AirTrunk dan Groq.
Pada akhir Oktober 2025, Humain mengumumkan kemitraan dengan raksasa ekuitas swasta Blackstone (melalui perusahaan portofolio AirTrunk) untuk membangun kampus pusat data di Kerajaan dengan investasi awal senilai Rp 49,95 triliun.
Humain menargetkan untuk melakukan dual listing di bursa Tadawul (Arab Saudi) dan NASDAQ (Amerika Serikat) dalam tiga hingga empat tahun ke depan.
Humain sendiri telah meluncurkan Humain One secara publik, sebuah sistem operasi bertenaga AI yang memungkinkan pengguna berbicara atau mengetik untuk memberikan perintah alih-alih mengklik ikon. Selain itu, mereka juga meluncurkan Humain Chat, sebuah chatbot yang fasih dalam budaya lokal dan nilai-nilai Islam.

Humain telah menggunakan sistem AI secara internal untuk menjalankan sebagian besar departemen SDM, keuangan, hukum, operasional, dan TI-nya. Amin mengatakan saat ini hanya ada satu karyawan di departemen penggajiannya, dengan agen AI yang menangani sisanya.
Kerajaan ini memasuki tahap akhir rencana transformasi ekonomi Visi 2030, menghadapi tantangan seperti volatilitas harga minyak dan penundaan pembangunan proyek-proyek raksasa seperti Neom. Hal ini menempatkan urgensi baru pada dorongan AI-nya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia Arab.
Arab Saudi juga menghadapi persaingan dari negara tetangganya, Uni Emirat Arab (UEA), yang memiliki kendaraan AI sendiri, G42, dan baru-baru ini mendapatkan kesepakatan penting untuk membangun “Stargate UAE”, sebuah proyek pusat data yang melibatkan OpenAI, Oracle, Nvidia, dan Cisco.
Menanggapi persaingan regional tersebut, Amin mendukung demokratisasi AI. “Adalah baik bagi umat manusia untuk memiliki pengetahuan — terutama seputar AI — agar tidak terpusat di satu lokasi. Jadi, apa yang terjadi di UEA merupakan hal yang baik. Sangat baik pula apa yang terjadi di Arab Saudi,” ujarnya, sambil memuji operasi Humain yang kuat.
“Saya akan memberi tahu Anda apa yang kami putuskan, yang sangat berbeda … Humain bukan perusahaan induk. Kami adalah perusahaan operasional,” tutupnya. (*)
BACA JUGA: Arab Saudi Gunakan AI, Kerahkan Drone, dan Pasang 15 Ribu Kamera untuk Jaga Keamanan Ibadah Haji






