Apa Kata Nostradamus tentang 2022?
- Nostradamus telah lama mati, tapi puisinya diterjemahkan menjadi ramalan tahunan.
- Tahun ini, Nostradamus bilang akan ada kelaparan dan kanibalisme.
- Dia meramal semua wabah dan perang di Eropa, tapi nggak menyebut pandemi Covid-19.
JERNIH — Jelang pergantian tahun, banyak orang menunggu celoteh peramal tentang apa yang terjadi sepanjang tahun berikut. Di Barat, juga AS, orang menunggu apa yang dikatakan Nostradamus.
Nos, demikian Nostradamus disebut, telah lama meninggal. Namun, orang akan selalu membaca buku terkenalnya; Les Propheties, meski berkerut kening dan menggunakan banyak pendekatan.
Maklum, Nos menuliskan ramalan dalam bentuk sajak. Ia meramal wabah yang terjadi di Prancis, bencana alam, perang, pembunuhan Pangeran Franz Ferdinand yang memicu Peran Dunia I, serangan nuklir dan revolusi, juga lewat sajak.
Orang-orang sezaman menyebut Nos sebagai Nabi Kiamat. Sebab, yang diramal melulu bencana. Nos tak pernah meramal masa depan yang cerah, menyenangkan, dan sesuatu yang enak didengar.
Ia dianggap terinsipirasi teks-teks alkitabiah dan trauma tentang wabah. Maka, prosa-nya sarat dengan kata-kata sampar, kelaparan, darah, kesedihan, dan api.
Ramalan untuk 2022
Tahun 2021 ia menyinggung permulaan kiamat zombie dengan menulis; “Beberapa anak muda, setengah mati memulai.” Sebenarnya ini bukan ramalan suram, jika kita mempertimbangkan kemungkinan bahwa Nos memperingatkan kaum muda tidak benar-benar hidup.
Nos juga meramalkan kejatuhan asteroid yang mengakhiri dunia, tapi yang muncul justru asteroid yang melintas Bumi pada jarak jutaan kilometer.
Bagaimana menurut Nos pada tahun 2022?
Nostradamus meramalkan inflasi dan kelaparan akan menimpa kita di 2K22. Dalam bukunya dia menulis; “Begitu mahal harga gandum/Orang itu terguncang/sesamanya makan dalam keputus-asaan.”
Sejauh ini peringatan Nos sangat benar. PBB memperkirakan 100 juta orang kelaparan akibat pandemi. Namun tidak ada kabar kenaikan harga gandum membuat orang saling gigit.
Nostradamus menulis; “Bulan di tengah malam di atas gunung yang tinggi/Orang bijak baru dengan otak tunggal melihatnya/Oleh murid-muridnya diundang untuk menjadi abadi/Mata ke selatan. Tangan di dada, tubuh dalam api”
New York Post menulis puisi ini tampaknya merujuk pada kecerdasan buatan. Elon Musk mengambil alih pembuatan robot dan memindahkan markasnya ke selatan, tepatnya ke Austin, Texas.
Bukti bahwa manusia ditakdirkan akan dikalahkan oleh mesin abadi dapat ditemukan dalam ajaran Jared Leto sang nabi estetika.
Prediksi Nos tentang peristiwa astrologi dan hari kiamat tampaknya mengacu pada ledakan nuklir yang memicu perubahan iklim. Nos menulis; “Selama 40 tahun pelangi tidak akan terlihat/Selama 40 tahun akan terlihat setiap hari/Tanah yang kering akan menjadi lebih gersang/Dan akan terjadi banjir besar jika terlihat.”
Orang boleh menerjemahkan sajak ini seenaknya, atau kalau perlu dengan dilandasi kepentingan geopolitik. Misal, Cina akan melakukan serangan nuklir yang menyebabkan Bumi kekurangan air.
Mendukung Cryptocurrency
Nos rupanya pendukung uang kripto. Ia menulis; “Salinan emas dan perak digelembungkan/Yang setelah pencurian itu dibuang ke danau/Saat ditemukan semuanya habis dan dihamburkan oleh utang/Semua naskah dan obligasi akan dihapus.”
Nostradamus tampaknya sedang meramal bagaimana insinyur dan eksekutif Lembah Silikon meninggalkan posisi tinggi mereka dan bergabung dengans start-up kripto.
Silahan percaya. Tidak percaya mungkin lebih baik.