AS dan NATO Kerahkan Senjata ke Ukraina, Rusia Merespon
- Rusia mengatakan jika NATO tidak bisa menahan Ukraina, perang tidak terhindarkan.
- Di jalur kontak Donbas, NATO menumpuk peralatan tempur dan instruktur.
JERNIH — AS dan NATO mengerahkan sejumlah besar persenjataan ke perbatasan Rusia, yang menyebabkan konflik bersenjata kian tidak terhindarkan.
Berbicara dalam konferensi pers Selasa 30 November, dan dikutip Russia Today, Menlu Rusia Sergey Lavrov mengatakan unit dan persenjataan yang signifikan dari negara-negara NATO — termasuk S dan Inggris — sedang dipindahkan ke perbatasan Rusia.
“Di Ukraina, semakin banyak pasukan dan peralatan tempur di jalur kontak Donbas, dengan semakin banyak instruktur Barat hadir di tempat itu,” kata Lavrov.
Menurut Lavrov, NATO mendorong pemimpin di Kiev mengambil tindakan anti-Rusia, yang bisa dengan mudah berubah menjadi petualangan militer.
“Jika Barat tidak dapat menahan Ukraina, bahkan benar-benar mendorongnya, kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan keamanan kami,” kata Lavrov.
Lavrov juga mengecam dorongan jangka panjang Barat terhadap negara lain ke dalam usaha anti-Rusia. Contoh paling nyatanya adalah penggabungan negara-negara bekas republik Soviet ke dalam blok militer.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan CNN, ketua NATO Jens Stoltenberg mengatakan pihaknya telah melipat-gandakan kekuatan sumber dana dan meningkatkan kehadiran di Laut Hitam dan Baltik untuk melawan kehadiran Rusia.
Arleigh Burke, kapal perusak berpeluru kendali Angkatan Laut AS, dikirim ke Laut Hitam beberapa hari lalu, tidak lama setelah dua kapal perang Paman Sam terlihat berlayar di perairan dekat Rusia.
Anatoly Antonov, duta besar Rusia di Washington, memperingatkan AS agar tidak meremehkan keinginan Moskwa untuk menanggapi apa yang digambarkan sebagai ancaman NATO di Ukraina.
Lavrov juga mengecam dugaan penggunaan roket buatan AS oleh pasukan Ukraina yang memerangi separatis di timur laut negara itu. Kelompok separatis di timur Ukraina mendapat dukungan dari Rusia.