Bandung EDAN Bantu Wisatawan Saat New Normal
BANDUNG — Setelah melewati masa PSBB, Pembatasan Sosial Berskala Besar, beberapa wilayah mulai memasuki masa New Normal, atau masa Adaptasi Kenormalan Baru (AKB). Yaitu kebiasaan atau tatanan baru yang memberlakukan hidup bersih dan sehat, dengan beberapa protokol kesehatan lainnya, guna meminimalisir resiko penularan Covid-19.
Seiring dengan diberlakukannya masa new normal, beberapa tempat wisata dan rekreasi pun mulai dibuka, termasuk tempat wisata di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Menyambut hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menyediakan Aplikasi Bandung EDAN, “Enjoy, Destination and Nature”. Yang bertujuan untuk memudahkan pelaku usaha dan wisatawan.
Dilansir dari situs bandungkab.go.id, aplikasi tersebut merupakan langkah awal untuk melakukan Sistem Look, Book, Pay, and Enjoy (LBPE). Yang dinilai lebih aman ketika mendatangi tempat wisata. Karena para wisatawan sudah dapat memantau dan mengetahui tujuan wisatanyanya melalui aplikasi Bandung EDAN tersebut.
Aplikasi tersebut membantu wisatawan mencarian destinasi, memesan, dan membayar perjalanan wisata di Kabupaten Bandung. Situs tersebut juga menyediakan pembayaran non tunai. Yang dinilai aman, tidak menggunakan uang kertas yang beresiko menularkan virus.
Kepala Disparbud Yosep Nugraha, SH., M.IP mengatakan sektor pariwisata harus bangkit dan berlari mengejar ketertinggalan dari keterpurukan. “Sehingga, tidak bisa kalau hanya dengan upaya yang biasa-biasa saja, harus extraordinary,” ungkapnya.
“Pemikiran ekonomi yang anti mainstream kadang bisa berhasil, untuk memicu hal yang biasanya dianggap negatif, seperti kata ‘edan’ menjadi hal berkonotasi positif, contohnya “permainan bolana si eta edan pisan (permainan bolanya bagus sekali),” ujar Yosep didampingi Kepala Bidang Promosi Pariwisata Vena Andriawan.
Edan dalam bahasa sunda berarti luar biasa. Sehingga dengan pemberian nama tersebut diharapkan cara-cara promosi yang dilakukan harus luar biasa, harus kreatif, dan meraih hasil atau pendapatan yang luar biasa pula.
“Mereka yang berwisata di Kabupaten Bandung harus ‘enjoyfull’, menikmati destinasi, makanan, tempat menginap, panorama alam yang indah, serta pelayanan yang memuaskan, sehingga mereka akan kembali lagi untuk berwisata,” imbuhnya.
Aplikasi tersebut memudahkan promosi sektor wisata dan sektor lainnya. Karena sektor wisata dengan sektor lain saling berkesinambungan. Seperti hotel, transportasi, pangan, pertanian dan UMKM.
“Kemudian mereka butuh kenangan berupa buah tangan dalam berbagai bentuk, bisa hasil kerajinan, makanan, atau hasil buatan lokal lainnya. Hal ini tentu saja akan berdampak positif pada industri pangan, perhotelan, industri jasa transportasi, dan sektor usaha lainnya, sehingga perekonomian masyarakat juga terdongkrak,” jelasnya.
“Outputnya nanti, para pelaku usaha bisa mempromosikan destinasinya secara lebih luas. Sedangkan bagi wisatawan, akan lebih mudah mendapatkan informasi destinasi wisata, mulai dari jenis destinasi, pilihan hotel, resto, dan lainnya, serta pembayaran yang dilakukan dilakukan nontunai. Jadi saat wisatawan datang, ya tinggal menikmati saja,” tutur Yosep. [ ]