Bank Dunia: 60 Juta Orang Miskin Ekstrem akibat Wabah
New York — Bank Dunia mengatakan pandemi virus korona akan mendorong 60 juta orang terjerumus ke kemiskinan ekstrem.
“Pandemi virus korona menghapus banyak kemajuan baru-baru ini dalam pengentasan kemiskinan,” kata presiden Bank Dunia David Malpass dalam pernyataannya.
Pernyataan ini mengisyaratkan pesimisme mendalam di antara pakar ekonomi tentng skala dan durasi kejatuhan, yang disebut bank sebagai krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sebelumnya, Bank Dunia — dalam posting blog 20 April lalu — memperkirakan 49 juta orang akan dipaksa terjerumus ke kemiskinan ekstrem. Setiap orang akan dipaksa hidup dengan biaya makan 1,90 dolar, atau Rp 27 ribu, per hari.
Namun prospek yang memburuk, dan lonjakan kasus Covid-19 di beberapa negara, memaksa bank menerapkan respons krisis terbesar dan tercepat. Bantuan darurat telah mencapai 100 negara berkembang, yang merupakan 70 persen populasi dunia.
Bank Dunia ingin membantu masyarakat rentan, dengan memberi hibah dan pinjaman kepada individu dan bisnis, serta menangguhkan pembayaran utang beberapa negara termiskin di dunia.
Secara keseluruhan Ban Dunia berjanji menggelontorkan 160 miliar dolar AS untuk memerangi virus. Saat ini beberapa negara miskin mulai merasakan kepedihan luar biasa.
Pekerja migran di seluruh dunia kehilangan penghasilan, karena pandemi memaksa mereka berhenti bekerja di berbagai industri. Akibatnya, Bank Dunia memperkirakan pengiriman uang global, atau uang dikirim ke untuk keluarga, turun 20 prsen atau sekitar 100 miliar dolar AS tahun ini.
Puluhan juta orang Afrika mungkin menjadi sangat miskin akibat krisis, dan pemimpin hak asasi manusia telah memperingatkan hal itu.
“Kami tidak bisa berpangku tangan dan berharap penyakit paling mematikan di Afrika ini lewat,” kata Michelle Bachelet, komisaris tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia dalam pernyataan tertulis bersama ketua Komisi Afrika untuk HAM dan Masyarakat Solomon Dersso.