Banyak TKI Terlibat Gerakan Terorisme, Kata Menaker
“Karena tidak mampu menyeleksi pergaulan, banyak di antara saudara-saudara kita yang dilibatkan oleh beberapa kegiatan organisasi terorisme,”
JAKARTA – Tidak dapat dipungkiri, banyak tenaga kerja Indonesia (TKI) atau pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di luar negeri ikut gerakan terorisme. Hal itu bermula dari salah pergaulan. Dilibatkan mulai dari penggalangan dana hingga aksi terorisme lainnya.
Demikian diungkapkan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, di Jakarta, Sabtu (26/7/2020).
“Karena tidak mampu menyeleksi pergaulan, banyak di antara saudara-saudara kita yang dilibatkan oleh beberapa kegiatan organisasi terorisme,” ujarnya.
Ida menambahkan, saat ini ada sekitar 9 juta orang Indonesia yang bekerja di luar negeri sebagai PMI. Mereka tersebar di 200 negara.
Biasanya para PMI mencari kegiatan sosial di waktu libur akhir pekan. Di saat itulah ada orang-orang yang memanipulasi para PMI sehingga terpengaruh ikut dalam gerakan terorisme.
Menteri Ida menjelaskan, gairah beragama para PMI cukup besar. Oleh karena itu, hal ini harus disalurkan secara benar agar tak teru1lang kejadian yang sama.
Ia berharap, Nahdhlatul Ulama bisa memfasilitasi kegiatan keagamaan bagi para PMI. Meminta kesediaan Pengurus Cabang Istimewa (PCINU) untuk merangkul para pekerja migran dalam kegiatan keagamaan.
Meski demikian, ia tak menyebut negara-negara mana saja tempat PMI terlibat terorisme. Walau begitu, dari beberapa kasus tercatat tiga TKI di Singapura divonis penjara setelah terbukti terlibat dalam operasi Jemaah Ansharut Daulah (JAD).
Salah seorang di antaranya bernama Anindia Afiyantari (32 thn). Terbukti menyumbangkan uang sebesar 130 dolar Singapura atau sekitar Rp1,3 juta bagi JAD.
Pengadilan Singapura menyebut uang itu berasal dari upah kerja Anindia sebagai asisten rumah tangga dengan gaji 600 dolar Singapura atau Rp6,1 juta. [Fan]