Covid-19 Sepuluh Kali Lebih Mematikan dari Flu Babi
- Flu babi menewaskan 12.469 di AS, 191 orang di Australia, dan 138 di Inggris.
- Covid-19 menewaskan 23 ribu di AS, 11 ribu di Inggris, dan 20 ribu di Spanyol.
- Flu babi dinyatakan pandemi pada Juni 2009, dan ternyata tidak mematikan.
Jenewa — Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan virus korona penyebab Covid-19 sepuluh kali lebih mematikan dibanding flu babi yang mewabah tahun 2009.
“Kami tahu virus penyebab Covid-19 menyebar sedemikian cepat, dan sepuluh kali lebih mematikan dibanding flu babi 2009,” kata Tedros dalam pengarahan virtual dari Jenewa, Swiss.
Virus muncul di Cina, mengamuk di AS, Inggris, Italia, dan Spanyol. AS menempati urutan pertama dalam jumlah korban, dengan 23 ribu. Italia, Spanyol, dan Prancis masing-masing 20 ribu, 17 ribu, dan 15 ribu.
Baca Juga:
— Resep Vietnam Menahan Covid-19: Retorika Perang, Disiplin Tinggi, dan Kepatuhan
— Peneliti AS dan Cina Temukan Virus Korona Mampu Membunuh Sistem Kekebalan Tubuh
— Muslim Pakistan di Barcelona Melawan Covid-19 dengan Semangat Kemanusiaan
Flu babi mewabah di Inggris, tapi hanya membunuh 138 orang. Korban terbanyak terdapat di AS, dengan 12.469. Di Australia, flu babi menewaskan 191 orang belum wabah pergi begitu saja.
Virus korona sejauh ini telah membunuh 6,4 persen dari korban positif. Angka ini jika dihitung rata-rata, karena persentasi kematian di setiap negara tidak sama.
Di Inggris, virus korona membunuh 12 persen dari total korban positif. Di Australia hanya 0,1 persen, dan AS empat persen.
Fu babi membunuh 1,1 persen dari total korban terinfeksi secara global. Di Inggris, tingkat kematian flu babi hanya 0,3 persen, 0,2 persen di AS, dan di bawah 0,5 persen di seluruh dunia.
WHO memperkirakan 18.500 penduduk dunia meninggal akibat flu babi. Lancet, jurnal kesehatan terkemuka, mengatakan angka korban flu babi jauh lebih besar, yaitu antara 151 ribu sampai 575 ribu.
Perhitungan Lancet mencakup Asia dan Afrika, sedangkan perhitungan WHO terbatas pada AS dan Eropa.
Flu babi dinyatakan pandemi pada Juni 2009, dan dinyatakan berakhir Agusuts 2010. Ternyata, flu babi tidak mematikan seperti dikhawatirkan saat kali pertama muncul.
Vaksi bisa dibuat, tapi diluncurkan setelah pandemi berakhir. Saat itu WHO dikritik keras karena bereaksi berlebihan.
Tedros mengatakan saat ini setiap negara melihat peningkatan kasus dua kali lipat setiap tiga sampai empat hari. Setiap negara berkomitmen melakukan tes, mengisolasi, dan merawat pasien, serta melacak setiap kontak pasien, untuk mengendalikan virus.
Lebi setengah populasi dunia mengurung diri di rumah, dan hanya makan-tidur, untuk membendung penyebaran. Ia juga melihat penurunan wabah virus korona sangat lambat.