Crispy

Daniel Ellsberg Si Pembocor Kebohongan AS dalam Perang Vietnam Meninggal Dunia

  • Saat bekerja di RAND Corporation, Ellsberg memperoleh Pentagon Papers.
  • Ia memperbanyak dokumen rahasia itu di rumah dengan bantuan putra dan putrinya, serta mengirimnya ke sejumlah media.
  • Pentagon Papers berisi kebohongan pemerintah AS tentang Perang Vietnam.

JERNIH Daniel Ellsberg, analis militer AS yang berubah pikiran dan membocorkan penipuan pemerintah AS dalam Perang Vietnam, Jumat 16 Juni 2023 meninggal dalam usia 92 tahun.

“Ayah tercinta kami #DanielEllsberg meninggal dunia pagi ini 16 Juni pukul 01:24, empat bulan setelah didiagnosis kanker pankreas,” tulis Robert Ellsberg, putra Daniel Ellsberg, di Twitter-nya.

“Keluarga berada di sekelilingnya saat ayah mengembuskan nafas terakhir. Dia tidak sakit dan meninggal dengan tenang di rumah,” lanjut Robert.

Jauh sebelum Edward Snowden dan Wikileaks mengungkap rahasia pemerintah atas nama transparansi, Ellsberg memberi tahu orang AS bahwa pemerintah mereka menyesatkan dan membohongi mereka.

Tahun-tahun terakhir hidupnya Ellsberg menjadi advokat untuk pelapor dan pembocor serta kebocoran Pentagon Papers, seperti digambarkan dalam film The Post produksi 2017.

Mengakhiri Perang Vietnam

Tahun 1971 Ellsberg diam-diam mendatangi media dengan harapan mengakhiri Perang Vietnam. Ulahnya diketahui politisi, dan Ellsberg menjadi sasaran kampanye kotor Gedung Putih yang saat itu dihuni Presiden Richard Nixon.

Henry Kissinger, saat itu menjabat panasehat keamanan nasional kepresidenan, menyebut Ellsberg sebagai orang paling berbahaya di AS dan harus dihentikan dengan segala cara.

Sebelumnya, pertengahan 1960-an, Ellsberg pergi ke Saigon — saat ibu ibu kota Vietnam Selatan — sebagai pejabat Departemen Luar Negeri. Ia pulang dengan resume mengesankan.

Ellsberg memperoleh tiga gelar dari Harvard, bertugas di Korps Marinir, dan bekerja di Pentagon dan RAND Corporation — wadah pemikir dan peneliti kebijakan yang paling berpengaruh.

Dia pejuang Perang Dingin yang berdedikasi, dijuluki elang di Vietnam. Namun, dalam buku berjudul Screts: A Memoir of Vietnam and Pentagon Papers yang terbit 2003, Ellsberg menulis hanya perlu satu pekan perjalanan ke Saigon untuk menyadari AS sedang berperang.

Atas permintaan Menteri Pertahanan Robert McNamara, pejabat Pentagon diam-diam menyusun laporan setebal 7.000 halaman yang meliputi keterlibatan AS di Vietnam tahun 1954 sampai 1967. Ketika laporan itu selesai dibuat tahun 1969, dua dari 15 salinan nyelonong ke RAND Corporation — tempat Ellsberg bekerja.

Demo anti-Perang

Dua dari lima belas salinan itu mengubah sikap Ellsberg tentang Perang Vietnam. Ia mulai menghadiri aksi damai anti-perang. Dia juga terinspirasi untuk menyalin Pentagon Papers setelah mendengar pengunjuk rasa anti-perang mengatakan berharap masuk penjara karena menolak wajib militer.

Ellsberg menyelundupkan Pentagon Papers dari kantor RAND dan menyalinnya pada malam hari dengan mesin fotocopy Xerox sewaan. Ia melibatkan putra dan putrinya — berusia 13 dan 10 tahun — sebagai pembantu.

Ia membawa dokumen-dokumen itu ketika pindah dari Boston ke Massachusetts untuk bekerja di Massachusetts Institute of Technology selama satu setengah tahun, sebelum menyerahkan salingan Pentagon Papers ke New York Times.

The Times, sebutan pendek New York Times, menerbitkan bagian pertama Pentagon Papers pada 13 Juni 1971. Pemerintah Richard Nixon meminta hakim menghentikan publikasi itu lebih lanjut.

Klaim otoritas eksekutif Nixon dan permintaan UU Spionase memicu pertarungan tentang kebebasan pers dan penyensoran ekstrem yang dilakukan pemerintah.

Langkah Ellsberg berikut adalah memberikan Pentagon Papers ke The Washington Post dan lebih selusin surat kabar lainnya. Kurang tiga pekan setelah publikasi pertama, Mahkamah Agung memutuskan pers memiliki hak untuk menerbitkan apa yang diperolehnya di surat kabar.

Isi Pentagon Papers

Pentagon Papers adalah hasil studi sejumlah pejabat AS yang menyimpulkan bahwa Perang Vietnam tak dapat dimenangkan, dan Presiden John F Kennedy setuju mengkudeta Presiden Vietnam Selatan Ngo Dinh Diem.

Bagian lain Pentagon Papers mengungkap rencana Presiden Lyndon B Johnson, pengganti John F Kennedy, memperluas perang; termasuk pengebonan ke Vietnam Utara. Padahal, dalam kampanye presiden 1964 dia mengatakan tidak akan melakukannya.

Koran-koran di AS juga mengungkap rahasia pengeboman di Kamboja, Laos, dan jumlah korban yang lebih tinggi dari yang dilaporkan. AS saat itu mengubah Perang Vietnam menjadi Perang Indochina II.

The Times tidak pernah mengatakan siapa yang membocorkan Pentagon Papers, tapi FBI tahu. Ellsberg bersembunyi sekitar dua pekan sebelum menyerahkan diri di Boston.

“Sebagai warga negara bertanggung jawab, saya tidak bisa lagi menyembunyikan informasi untuk publik AS,” kata Ellsberg saat itu. “Saya melakukan ini atas risiko diri sendiri dan saya siap menjawab semua konsekuensi keputusan saya.”

Ellsberg selanjutnya mengatakan; “Saya menyesalkan tidak membocorkan rahasia ini lebih awal.”

Meski Pentagon Papers tidak mencakup penanganan Nixon di Vietnam, unit tukang ledeng Gedung Putih — yang membobol Watergate dan menyebabkan kejatuhan Nixon — diperintah untuk menghentikan kebocoran lebih lanjut dan mendiskreditkan Ellsberg.

Dua setengah bulan setelah publikasi pertama, dua pria; Gordon Liddy dan E Howard Hunt, masuk ke kantor psikiater Ellsberg untuk mencari bukti yang memberatkan.

Ellsberg didakwa melakukan spionase, pencurian, dan konspirasi. Pada persidangan tahun 1973, kasus itu dibatalkan dengan alasan kesalahan pemerintah ketika pembobolan terungkap.

Tahun-tahun terakhir hidup Ellsberg diisi dengan menjadi penulis, dosen, aktif mengkampanyekan transparasi pemerintah. Pria yang lahir 7 April 1931 di Chicago itu juga melawan proliferasi senjata nuklir.

Ketika Edward Snowden — kontraktor Badan Keamanan Nasional yang membocorkan ribuan dokumen rahasia ke publik — menyita perhatian dunia, Ellsberg mengatakan; Snowden tidak melakukan kesalahan apa pun.

Ellsberg juga menyebut Chelsea Manning, prajurit Angkatan Darat AS yang menyerahkan banyak file pemerintah ke WikiLeaks, sebagai pahlawan.

Back to top button