Di AS Teridentifikasi Ada Tujuh Varian COVID-19
Keresahan masyarakat global tak hanya soal penularan saja, tapi juga mutasi virus yang dikhawatirkan mengganggu kinerja vaksin.
noDokter – Sebuah studi pendahuluan menemukan keberadaan tujuh varian virus corona hasil mutasi telah terdeteksi di AS. Masih belum diketahui apakah mutasi membuat varian lebih mudah menyebar, seperti yang pertama kali ditemukan di Inggris.
Semua varian, telah memperoleh mutasi di lokasi yang sama dalam genom mereka. Selain itu tampaknya termasuk dalam garis keturunan yang sama dengan virus yang pertama kali diurutkan pada 1 Desember, yang kemudian menjadi lebih umum.
“Jelas ada sesuatu yang terjadi dengan mutasi ini,” kata Jeremy Kamil dari Louisiana State University dan rekan penulis studi tersebut, mengatakan kepada New York Times, seperti dikutip .
Tidak jelas apakah mutasi membuat varian lebih mudah ditularkan, seperti varian virus korona B.1.1.7 yang pertama kali diurutkan di Inggris. Namun lokasinya dalam gen yang memengaruhi cara virus memasuki sel manusia harus menjadi perhatian para pakar kesehatan.
“Saya pikir ada tanda yang jelas dari manfaat evolusioner,” tambah Kamil. Studi pendahuluan dirilis pada server pra-cetak dan belum ditinjau sejawat.
Dalam beberapa waktu terakhir, masyarakat dikhawatirkan dengan merebaknya varian virus corona baru yang dilaporkan lebih mudah menular, sehingga dapat meningkatkan kembali angka infeksi di sejumlah negara.
Tiga varian yang saat ini paling dikenal adalah varian yang pertama kali ditemukan di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil. Keresahan masyarakat global tak hanya soal penularan saja, tapi juga mutasi virus yang dikhawatirkan mengganggu kinerja vaksin.
Sebuah laporan studi pekan lalu menyatakan suntikan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Oxford-AstraZeneca memberikan perlindungan minim terhadap varian corona di Afrika Selatan. Hal itu mendorong negara untuk menghentikan sementara program vaksinasi dengan vaksin tersebut.
Namun demikian, sejumlah ahli masih optimistis bahwa vaksin yang dikembangkan dan telah digunakan di sejumlah negara akan memberikan dampak positif terhadap penanganan pandemi. Beberapa pengembang vaksin juga menyatakan siap bila perlu menyesuaikan vaksin dengan varian baru yang ada. [*]