Diplomat Iran Perencana Serangan Teroris Divonis 20 Tahun Penjara
- Tiga kaki tangan Assadolah Assadi juga divonis masing-masing 15, 17, dan 18 tahun penjara.
- Sasaran pemboman adalah pertemuan Dewan Perlawanan Rakyat Iran (NCRI) di pinggiran Paris, Juli 2018.
- Rencana itu tercium kepolisian Jerman, Prancis, dan Belgia.
JERNIH — Pengadilan Belgia memvonis Assadolah Assadi, diplomat Iran perencana pemboman di pinggiran Paris, 20 tahun penjara.
Jaksa Penuntut, Kamis 4 Februari, mengatakan Assadi bersalah atas percobaan terorisme — mengebom rapat umum Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI) — Juli 2018.
Rencana Assadi tercium kepolisan Jerman, Prancis, dan Belgia, yang membuat NCRI — kelompok oposisi Iran di luar negeri — selamat dari pemboman mengerikan.
Assadi adalah diplomat Iran yang berbasis di Wina. Ia ditugaskan sebagai misi Iran di Austria ketika memasok bahan peledak untuk serangan di pinggiran Paris, Prancis.
Dia ditangkap di Jerman, tempatnya tidak memiliki kekebalan diplomatik. Tiga kaki tangannya juga tertangkap beberapa hari setelah penangkapan sang bos.
Georges-Henri Beauthier, jaksa penuntut Belgia, mengatakan vonis terhadap Assadi menunjukan dua hal; diplomat tidak memiliki kekebalan atas tindak kriminal, dan tanggung jawab Iran terhadap apa yang akan menjadi pembantaian.
Putusan itu juga menandai pengadilan pertama seorang pejabat Iran atas dugaan terorisme di Uni Eropa, terhitung sejak Revolusi Iran 1979.
Tiga kaki tangan Assadi adalah pasangan Belgia-Iran Nasimeh Naami (36) dan Amir Saadouni (40), dan penyair Iran Mehdad Arefani. Dua yang pertama dijatuhi hukuman 18 dan 15 tahun, sedangkan Arefani divonis 17 tahun penjara.
Naami dan Saadouni menerima setengah kilogram bahan peledak TATP dari Assadi. Arefani membimbing keduanya masuk ke dalam rapat umum NCRI.
Rapat umum 30 Juni 2018 di Villepinte, dekat Paris, melibatkan pimpinan senior NCRI — atau kelompok perlawanan Iran yang diasingkan.
NCRI masuk dalam daftar terorisme AS tahun 1997 hingga 2012, tapi aksi untuk rasa mereka dalam beberapa tahun terakhir menjadi sorotan Rudy Giulliani, mantan pengacara Presiden AS Donald Trump.
Shahin Gobadi, juru bicara Organisasi Mujahidin Rakyat Iran yang berbasis di Paris, mengatakan; “Rezim Iran menggunakan terorisme sebagai badan negara. Rejim tertinggi Iran terlibat.”
Mujahidin Rakyat Iran adalah bagian dari NCRI. Semula, Muhajidin Iran melakukan perlawanan, tapi terdesak dan lari ke luar negeri.
Pengacara Assadi merekomendasikan banding, tapi terpidana masih belum memutuskan. Di Tehran, pemerintah Iran membantah terlibat dalam rencana pemboman yang gagal itu.