Crispy

Disparbud Jabar Bantu Genjot 100 Juta Wisatawan dengan SIRARU

BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) bersiap optimalkan keberadaan objek wisata situs purbakala sebagai bagian dari objek wisata sejarah dan pendidikan. Sebab, dari sisi potensi, Provinsi Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki persebaran situs purbakala cukup banyak. Salah satunya, arca peninggalan sejarah masa kerajaan Hindu Budha di Desa Cibuntu, Kabupaten Kuningan, yang disebut Situs Saurip Kidul, Bujal Dayeuh dan Hulu Dayeuh.

“Untuk tahun 2020 mendatang kami targetkan penggalian potensi wisata yang menawarkan situs dan cagar budaya terus diakselerasi. Jadi kawasan ini memang sudah menjadi tempat wisata namun, saya pikir ini bisa lebih dikembangkan lagi dengan berbagai elemen penunjang seperti peningkatan kualitas infrastruktur contohnya papan informasi dan guide yang bisa membuat pengunjung tahu mengenai sejarah penemuan dan sejarahnya,” kata Kepala Disparbud Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik, di Bandung.

Menurut Dedi Taufik untuk memaksimalkan potensi ini maka pihaknya akan segera membahas mengenai pengembanagan ini dengan penelitian lanjutan dengan Balai Arkeologi Jawa Barat maupun Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Selain itu, pihaknya juga memastikan pengembangan tempat wisata yang terdapat situs purbakala tetap menjaga kelestariannya karena ia menyadari bahwa hal ini bukan tanggung jawab ringan.

Untuk menjaga kelestarian situs purbakala di Jawa Barat perlu adanya kerjasama antar berbagai stakeholders di bidang kepariwisataan dan Pusat Penelitian Arkeleogi Nasional, dengan masyarakat sekitar dalam memelihara potensi kewisataan di provinsi.

“Hal ini perlu kerjasama dengan semua pihak, termasuk dengan warga setempat. Jadi, harus melibatkan mereka juga, karena selain pemerintah daerah, masyarakat juga yang memiliki peran aktif dan krusial. Dan di sana juga ada sumber mata air dan Air Terjun Cikahuripan yang sudah dirawat dan ditata dengan baik oleh warga. Ini tentu sangat baik, potensinya sangat besar, tentu harus terus dikembangkan,” katanya.

Aplikasi Siraru

Berkaitan dengan upaya memelihara potensi kepariwisataan itu, maka Dinas Pariwista dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat menawarkan inovasi Sistem Pariwisata Terpadu (Siraru) yang memuat 1.924 destinasi wisata dengan sejumlah potensi dan karakteristik yang berbeda-beda. Dedi mengatakan aplikasi “Siraru” ini dapat mengitegrasikan pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten kota dan stakeholder penyedia jasa wisata.

Menurut Dedi, “Siraru” juga dapat diakses masyarakat melalui ponsel pintar yang dapat diunduh melalui playstore. Adapun isi kontennya berkaitan dengan informasi dari mulai kuliner, hotel, juga transportasi yang dapat digunakan menuju lokasi tempat wisata.  

“Jadi untuk menggenjot angka kunjungan wisatawan, saat ini kami sudah memiliki formula melalui pendekatan digital, yakni dengan Siraru. (Kehadiran aplikasi) Siraru ini adalah dalam rangka meningkatkan kunjungan wisata. Dan Siraru ini akan kita launching bersamaan dengan West Java Festival (di) bulan November nanti. Kemudian domain yang berkaitan dengan pengisian informasi dan lain sebagainya itu akan diisi oleh Bank BJB. Ada empat kuadran di situ, ada intelegent tourism servisis, ada nanti walking space, pasar digital dan ada MPD itu mobile posision data.” katanya.

100 Juta Kunjungan

Untuk menargetkan kenaikan kunjungan wisatawan dari 70 juta per tahun menuju 100 juta per tahun, aplikasi “Siraru” dilengkapi dengan beragam data lokasi pariwisata secara bertahap sehingga pihaknya menggandeng berbagai elemen, baik dari asosiasi hotel, travel, pelaku kuliner dan lain-lain. Dengan cara tersebut, kunjungan wisatawan ke Jawa Barat pun diharapkan dapat memenuhi target menghasilkan perputaran uang triliunan rupiah, sehingga berdampak terhadap pendapatan masyarakat di sekitar.

“Sekarang kunjungan wisatawan sudah di angka 70 juta orang per tahun, tentunya kami optimistis setiap tahunnya wisatawan yang datang ke Jabar terus bertambah baik berasal dari dalam maupun luar negeri. Jabar mempunyai segudang objek wisata alam yang belum tentu daerah lain memilikinya, potensi ini harus dimanfaatkan oleh masyarakat dan pemerintah daerah setempat, namun tidak mengubah atau mengganggu keseimbangan ekosistem,” kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Kang Emil (sapaan akrabnya) berpendapat bahwa untuk menarik kedatangan wisatawan ke Jabar ini tentunya harus didukung dengan sarana dan prasarana khususnya akses jalan menuju objek lokasi wisata. Selain itu, Pemprov Jabar pun sudah mempunyai program tiga tipe jalan yakni tipe satu memperbaiki akses jalan, tipe dua memperbaiki destinasi wisata, dan yang ketiga kawasan ekonomi khusus. Melalui tiga tipe tersebut Jabar bisa menjadi juara di sektor pariwisata nasional.

Back to top button