Crispy

Donald Trump Penggerak Kesalahan Informasi Terbesar Tentang Covid-19

  • Donald Trump memulainya dengan penggunaan hydroxychloroquine untuk melawan Covid-19.
  • Donald Trump mengemukakan gagasan penggunaan disinfektan dalam tubuh.
  • Pandemi ini tipuan untuk kepentingan politik Partai Demokrat AS.
  • Virus korona adalah senjata biologis Cina.

Washington — Studi Cornell University mengungkapkan Presiden AS Donald Trump adalah penggerak kesalahan informasi Covid-19 terbesar di dunia selama pandemi.

Cornell Alliance for Science, sebuah tim pakar yang dibentuk Cornell University, mengevaluasi 38 juta artikel yang diterbitkan media tradisional berbahasa Inggris di seluruh dunia antara 1 Januari sampai 26 Mei.

Database yang digunakan mencakup agregat cakupan dari AS, Inggris, India, Irlandia, Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Afrika serta Asia.

Mereka mengidentifikasi 522.472 artikel berita yang mereproduksi, atau memperkuat informasi, yang salah terkait virus korona, dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutnya infodemik.

Tim pakar mengkategorikan artikel-artikel itu menjadi 11 sub-topik utama, mulai dari teori konspirasi, serangan terhadap ilmuwan Anthony Fauci, sampai gagasan bahwa virus adalah senjata biologis yang dilepas Cina.

Namun topik paling populer adalah apa yang peneliti sebut obat ajaib. Topik ini muncul di 295.351 artikel, lebih banyak dari sepuluh topik lainnya.

Peneliti menemukan komentar Presiden Trump mendorong terjadinya lonjakan dalam topik ‘penyembuhan ajaib’. Topik ini dimulai dalam konferensi pers 24 April, ketika Trump merenungkan kemungkinan penggunaan disinfektan dalam tubuh untuk membunuh virus korona.

Lonjakan serupa terlihat ketika Trump mempromosikan penggunakan hydroxychloroquine, sesuatu yang belum terbukti.

“Oleh karena itu kami menyimpulkan Presiden AS Donald Trump kemungkinan besar pendorong terbesar infodemik, atau informasi yang salah mengenai Covid-19,” tulis tim itu.

Sarah Evanega, yang memimpin penelitian dan direktur Cornell Alliance for Science, mengatakan; “Jika orang disesatkan oleh kalim tidak ilmiah dan tidak berdasar tentang penyakit, mereka mungkin cenderung tidak mengamati panduan resmi dan dengan demikian berisiko menyebarkan virus.”

Tatanan Dunia Baru

Jordan Adams, analis data di Cision Insights yang menyediakan database, mengatakan; “Salah satu aspek lebih menarik dari proses pengumpulan data adalah menemukan banyaknya cakupan informasi salah yang secara langsung terkait dengan komentar publik dari sejumlah kecil individu.”

Setelah penyembuhan ajaib, topik kesalahan informasi paling umum kedua adalah pandemi diciptakan untuk menciptakan tatanan dunia baru.

Berikutnya, pandemi adalah tipuan untuk kepentingan politik Partai Demokrat AS, berikutnya tuduhan virus korona adalah senjata biologis yang dirilis dari Laboratorium di Wuhan, Cina.

Teori konspirasi yang mengaitkan pandemi dengan filantropi Bill Gates muncul berikutnya. Berikutnya hoax bahwa gejala Covid-19 disebabkan jaringan telepon 5G, teori konspirasi anti-Semit dan gagasan virus dibentuk untuk mengendalikan populasi.

Penulis penelitian menemukan ada upaya mengoreksi kesalahan informasi berupa artikel pengecekan fakta, yang muncul sebanyak 183.717 selama periode penelitian.

Peneliti juga melacak bagaiana cerita itu dibagian di media sosial, dan menemukan bahwa postingan tersebut menarik 36 juta keterlibatan, dan yang paling banyak di Facebook.

Back to top button