Elon Musk Bangun Jaringan Satelit Mata-mata Super Besar
- Proyek Starshield, demikian nama proyek itu, adalah konstelasi satelit mata-mata orbit rendah.
- Jaringan satelit, yang entah berapa jumlahnya, akan membuat tidak ada lagi yang bersembunyi dari AS.
JERNIH — Elon Musk dikabarkan membangun jaringan satelit mata-mata super besar, yang memungkinkan AS melacak target dan mendukung pasukan darat sekutu secara real time hampir di mana saja di seluruh dunia.
Kantor berita Reuters melaporkan tahun 2020 SpaceX meluncurkan prototipe satelit militer bersama muatan sipil dengan roket Falcon 9 sejak 2020. Tahun berikut, Musk mendapat kontrak 1,8 miliar dolar atau Rp 28,1 triliun dari Kantor Pengintaian Nasional (NRO).
Starshield, demikian nama proyek jaringan satelit mata-mata itu, adalah konstelasi satelit orbit rendah sedemikian luas, yang mampu melacak target di mana saja di seluruh dunia. Sumber di Starshield mengatakan tidak ada yang bisa sembunyi dari pemerintah AS.
Starshield dibangun menjadi lebih tahan terhadap serangan kekuatan luar angkasa negara pesaing.
Yang belum diketahui adalah berapa banyak satelit Starshield yang beroperasi saat ini, dan kapan sistem itu diharapkan beroperasi sepenuhnya. SpaceX dan Pentagon sejauh ini mengabaikan permintaan komentar.
NRO mengakui bahwa mereka sedang mengembangkan sistem intelejen, pengawasan, dan pengintaian berbasis ruang angkasa paling mumpuni, beragam, tangguh, yang pernah ada di dunia. Namun NRO tidak menyebut NRO bagian dari proyek ini.
Sebelumnya Elon Musk mengakui sedang mengembangkan alternatif militer terhadap sistem Starlink sipil, dengan mengatakan sistem itu akan dimiliki pemerintah AS dan dikendalikan Departemen Pertahanan.
“Starlink harus menjadi jaringan sipil, bukan partisipan dalam pertempuran,” kata Musk, merujuk pada penggunaan satelit di Ukraina dalam konflik dengan Rusia.