Crispy

EMA Temukan Bukti Vaksin AstraZeneca Sebabkan Pembekuan Darah, tapi Rekomendasi tak Dicabut

  • Beberapa kali dibantah, sampai akhirnya diakui AstraZeneca bermasalah.
  • Tapi EMA tak cabut rekomendasi, dengan alasan manfaat vaksin jauh lebih besar ketimbang efek samping.
  • EMA meminta petugas kesehatan dan penerima vaksin waspada.

JERNIH — Badan Obat-obatan Eropa (EMA) menemukan vaksin AstraZeneca/Universitas Oxford dapat menyebabkan pembekuan darah yang tidak biasa, dengan trombosit darah rendah, tapi manfaat vaksin mencegah virus corona jauh lebih besar dibanding efek sampingnya.

EMA mengatakan ada 18 kematian yang dilaporkan dalam tinjuan terhadap 62 kasus pembekuan di sinus yang mengalirkan darah ke otak (CVST), dan 24 kasus tromosis vena splanknikus (di perut) dilaporkan dalam database keamanan obat.

Kasus-kasus itu terutama berasal dari pelaporan spontan di Wilayah Ekonomi Eropa dan inggris. Di kedua tempat ini 25 juta orang telah menerima vaksin AstraZeneca/Universitas Oxford.

EMA menerbitkan kesimpulan karena Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan Inggris akan mengadakan konferensi pers tentang masalah sama, lima hari setelah laporan mingguan mengkonfirmasi 22 orang mengalami CVST dan delapan kasus trombosis rendah — jumlah trombosit darah yang merupakan kominasi relatif panjang.

Keputusan EMA juga mengikuti langkah Jerman yang pekan lalu menangguhkan pengunaan vaksin AstraZeneca pada orang di bawah usia 60 tahun, setelah 31 laporan CVST. Sebanyak 29 dari 31 penderita CVST adalah wanita berusia 20 sampai 63 tahun, dengan sembilan di antaranya meninggal.

Direktur EMA Emer Cooke mengatakan akan menambahkan gumpalan daran dan jumlah trombosit rendah ke daftar efek samping vaksin. Namun, katanya, EMA mengkonfirmasi bahwa manfaat vaksin AstraZeneca/Universitas Oxford mencegah Covid-19 lebih bersari dari risiko efek samping.

Ia juga mengatakan rekomendasi penggunaan vaksin AstraZeneca/Universitas Oxford tidak berubah.

EMA meminta petugas kesehatan dan penerima vaksin tetap waspada terhadap kemungkinan kasus pembekuan darah yang sangat langka, dikombinasikan dengan tingkat trombosit rendah yang terjadi dalam dua pekan setelah vaksinasi.

“Sejauh ini kasus yang dilaporkan terjadi pada wanita di bawah usia 60 tahun dalam waktu dua pekan setelah vaksinasi,’ kata Cooke. “Berdasarkan bukti tersedia saat ini, faktor risiko spesifik belum dikonfirmasi.”

Back to top button