Crispy

Empat Anggota Yakuza Ditangkap Karena Berkantor dekat Perpustakaan

  • Di negara yang menerapkan aturan dan kepatuhan ketat, Yakuza tunduk pada semua aturan lokal dan nasional.
  • Mungkin, jika ada organisasi kriminal legendaris yang patuh semua peraturan, ya hanya Yakuza.

JERNIH — Kepolisian Tokyo, Selasa 20 Mei, menangkap empat anggota Yakuza — sindikat kejahatan internasional Jepang — karena berkantor hanya 90 meter dari perpustakaan umum.

Empat anggota Yakuza itu berasal dari serikat Sumiyoshi-kai, klan terbesar dalam kejahatan terorganisir di Jepang. Keempatnya dibawa ke kantor polisi dan diinterogasi.

Menurut UU Jepang, kantor Yakuza harus ditempatkan di luar radius 300 meter dari sekolah, perpustakaan, dan lembaga pendidikan lainnya.

Mungkin tidak biasa sindikat kejahatan terorganisir tunduk pada peraturan tata kota, tapi di Jepang Yakuza tidak dilegal untuk beroperasi. Anggota sindikat juga terdaftar.

Namun, anggota sindikat diawasi pihak berwenang, termasuk komisi keselamatan prefektur dan Badan Kepolisian Nasional.

Ironis

Saat ini Yakuza terdiri dari 25 Shite Boryokudan, atau kelompok yang sangat berbahaya. Mereka diizinkan beroperasi kurang terbuka, asalkan tidak terlibat dalam kegiatan kriminal apa pun, seperti kekerasan.

Di negara yang terkenal dengan ketertiban dan kepatuhan yang ketat, mungkin sangat aneh kelompok kriminal ditolerasi dengan cara ini. Menjadi lebih aneh karena praktek ini sudah ada sejak 1991 dengan keluarnya UU Penanggulangan Boryokudan, atau dikenal sebagai Botaiho.

Sebelum UU itu disahkan, pertikaian disertai kekerasn antar kelompok di dalam Yakuza cenderung menyebar ke masyarakat umum. Meningkatnya keterlibatan kelompok kriminal dalam bisnis sah, seperti real estat juga menjadi perhatian yang semakin meningkat.

Botaiho didirikan sebagai cara mengendalikan aktivitas kelompok kriminal dengan lebih ketat. Salah satunya dengan mengubah kelompok itu menjadi organisasi yang semi sah.

Melarang kelompok Yakuza secara langsung bukan pilihan karena dianggap pelangaran hak berkumpul sebagaimana tercantum dalam konstitusi. Oleh karena itu pihak berwenang melegitimasi mereka, sehingga polisi dapat mengawasi mereka setiap saat.

Dikenal dengan hierarki dan kode kehormatan yang ketat, Yakuza terlibat dalam segala hal; mulai dari pemerasan dan pencucian uang, sampai perdagangan narkoba dan seks.

Badan Kepolisian Nasional Jepang mencantumkan alamat bisnis beberapa organisasi Yakuza di situs web resmi mereka. Misal, kantor utama Sumiyoshi-kai terletak di distrik Akasaka, Tokyo, tidak jauh dari gedung parlemen.

Menurun

Selama masa kejayaan Yakuza tahun 1960-an, kelompok ini beroperasi secara internasional dan memiliki 184 ribu anggota. Namun, jumlah mereka terus menurun selama bertahun-tahun, setelah serangkaian tindakan keras polisi.

Meski masih diizinkan beoperasi, peraturan telah mempersulit gengster bertahan hidup. Apalagi, perekrutan anggota dan pembagian keuntungan di antara anggota Yakuza menjadi ilegal.

Tahun 2024, jumlah anggota Yakuza di bawah 20 ribu. Lebih tepatnya, menurut kepolisian Jepang, 18 ribu. Ini jumlah terendah dalam sejarah.

Di Tokyo, Yakuza juga dilarang beroperasi dekat pusat kesejahteraan anak, balai komunitas, museum, dan pengadilan.

Back to top button