Crispy

Finlandia Ganti Nama Pulau Negro

Helsinki — Finlandia tidak punya sejarah perbudakan, tapi memiliki Neekerisaari — yang juga diterjemahkan menjadi Pulau Negro. Di tengah semangat antirasis global, Finlandia mengubah nama pulau itu.

Pulau Negro terletak di Danau Pyhaselka di timur Finlandia. Lembaga Bahasa Finlandia, atau Kotus, menyebut Pulau Negro adalah kasus luar biasa.

Nama itu tidak boleh ada pada peta resmi, karena mencerminkan ekspresi rasis. Pemerintah Finlandia kini mengganti nama itu menjadi Seppanen, sebuah nama yang lebih tua dari Neekerisaari, atau Pulau Negro.

Meski bernama Pulau Negro, Seppanen tidak punya kaitan dengan perdagangan budak kulit hitam. Selama beberapa dekade, pulau itu dimiliki Asosiasi Jurnalis Karelia Utara, dengan rumah danau musim panas di hamparannya.

Taru Vaananen, ketua Asosiasi Jurnalis Karelia Utara, mengatakan kepada YLE News bahwa nama pulau itu berasal istilah kuno yang diterjemahkan sebagai jurnal negro, rujukan ke wajah dan tangan wartawan yang sering ternoda oleh tinta cetak.

Asosiasi secara resmi mendaftarkan kembali sebidang tanah itu dengan nama Uutiset, atau Berita, dan ingin Survei Tanah Nasional menggunakannya di peta baru.

Ironisnya, Kotus yang menghalangi perubahan nama itu tahun lalu, dengan alasan penduduk setempat mengenal daerah itu Neekerisaari atau Pulau Negro.

Sejumlah negara Barat dikecam akibat perannya dalam perdagangan budak. Inggris, misalnya, menghadapi aksi perobohan patung-patung pedagang budak dan simbol rasisme masa lalu.

Semua ini dipicu kematian George Floyd oleh polisi rasis AS. Tidak hanya kulit hitam yang bangkit dan berusaha menghapus simbol-simbol rasisme, suku-suku minoritas lain di Selandia Baru juga menghapus era kolonialis ketika Inggris melakukan ekspansi dan mengusir Bangsa Maori dari tanahnya.

Back to top button