Crispy

Gus Yahya Larang NU Jadi Alat Politik, Elektabilitas PKB Bisa Terganggu

Soalnya, partai tersebut tak mampu menggaet ceruk suara lain.

JERNIH- Setelah terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya, mengatakan kalau NU tak boleh menjadi alat politik partai manapun termasuk PKB. Meski, ada hubungan erat antara organisasi keagaman ini dengan parpol yang dipimpin Muhamimin Iskandar tersebut.

Dia tak menolak riwayat yang mencatat bahwa PKB memang didirikan oleh pengurus PBNU. Namun bukan berarti, NU malah dijadikan kendaraan pemenangan partai tersebut.

Dalam program Newsroom CNN Indonesia TV, Yahya mengatakan kalau ada ruang terbuka bagi pengurus PKB yang hendak bergabung dengan PBNU. Begitu pula kepada pengurus partai politik lainnya. Soalnya, dia ingin NU merangkul semua pihak dan menjadi wadah komunikasi antar perwakilan politik.

“Tidak boleh ada satu warna, semuanya harus bisa mendapatkan kesempatan sehingga NU sendiri bisa jadi semacam warna clearing house untuk menyepakati hal yang berbeda kepentingan-kepentingan,” kata Yahya.

Sementara itu, pengamat politik AS Hikam menilai, pernyataan Gus Yahya mengindikasikan kalau selama ini PKB menggunakan NU sebagai alat politiknya. Paling tidak, reaksi pertama adalah ada gejala tersebut.

Menurut Hikam, pernyataan Gus Yahya hanya akan jadi angin lalu jika tidak diiringi dengan kebijakan jelas. Apalagi, dia bilang PKB dan NU punya hubungan erat mulai dari sejarah pendirian, ideologi serta filosofi. Makanya, langkah awal yang bisa diambil adalah dengan membuat kebijakan soal rangkap jabatan.

“Kadang-kadang fungsionaris struktural NU dan PKB itu sulit untuk tidak dirangkap. Gus Yahya kalau ingin mewujudkan statement itu, beliau harus punya policy [kebijakan] yang jelas soal rangkap jabatan ini. Apakah akan ada policy rangkap jabatan antara NU dan PKB dilarang? Dilarang pada level mana, karena Indonesia ini luas, misal pada level pusat,” kata AS Hikam.

Jika pernyataan Gus Yahya tersebut diwujudkan dalam bentuk kebijakan, bukan tidak mungkin berimbas pada elektabilitas PKB. Soalnya, partai tersebut tak mampu menggaet ceruk suara lain.

“Itu tantangan PKB juga. Kalau tidak bisa ya mengganggu pasar yang sudah menjadi miliknya dia, seolah-olah, kompetisi PKB, PPP, PAN, dan lain-lain, itu kalau apa yang dikatakan oleh Gus Yahya itu konkret dan bisa diwujudkan, akan seimbang, akan tidak terjadi bahwa NU itu tidak identik terhadap parpol tertentu,” katanya.[]

Back to top button