Crispy

Hari Ini Nicolas Maduro Dilantik Jadi Presiden Venezuela, AS Naikan Hadiah Jadi 25 Juta Dolar untuk Penangkapannya

  • AS tidak hanya menargetkan Nicolas Maduro, tapi juga Mendagri Diosdado Cabello, Menhan Vladimir Padrino Lopez, dengan iming-iming hadiah 15 juta dolar.
  • Kelompok-kelompok berenjata dari 12 negara Amerika Latin dipastikan berlomba mendapatkan hadiah itu.

JERNIH — Departemen Keuangan AS meningkatkan hadiah menjadi 25 juta dolar AS, atau Rp 407 miliar, kepada siapa saja yang memberi informasi ke arah penangkapan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Tahun 2020, AS menawarkan 15 juta dolar, atau Rp 245 miliar, untuk penangkapan Nicolas Maduro. Langkah ini merupakan bagian tindakan lebih luas yang menargetkan pejabat terkait pemerintah Venezuela.

AS menolak mengakui Maduro sebagai pemenang pemilihan presiden Juli 2024, dengan menyebut pemungutan suara itu curang dan tidak demokratis. Menlu AS Antony Blinken mengklaim Washington memiliki bukti sangat banyak untuk menunjukan kandidat oposisi Edmundo Gonzales adalah pemenang sebenarnya.

Hari ini, Jumat 10 Januari waktu setempat atau Sabtu 11 Januari WIB, Maduro dilantik sebagai presiden Venzuela. AS menyambutnya dengan mengumuman kenaikan hadiah penangkapan Maduro.

Namun, Maduro bukan satu-satunya yang diincar AS. Lainnya adalah Mendagri Diosdado Cabello dan Menhan Vladimir Padrino Lopez. Hadian penangkana untuk dua orang ini masing-masing 15 juta dolar AS.

Menurut AS, keduanya berperan dalam penindasan dan pelanggaran hak asasi manusia.

Pejabat Venezuela lainnya; presiden direktur PDVSA — perusahaan minyak Venezuela — menteri transportasi, dan sejumlah pejabat tinggi militer dan polisi dikenai sanksi oleh AS.

Desember 2024, Francisco Palmieri — kepala Unit Urusan Venezuela di Kedubes AS di Kolombia — memberi ultimatum kepada Caracas untuk menuntut Maduro mengundurkan diri sebelum pelatikannya, dan menobatkan Gonzales sebagai pemenang.

“Jika dia tetap bertahan, keadaan akan semakin buruk bagi Venezuela,” kata Pamieri.

Caracas tidak menanggapi ultimatum itu. Maduro, kritikus keras kebijakan luar negeri AS, mengecam Washington yang mendorong perubahan rezim.

“Cukup intervensionisme, cukup ekstremisme, cukup kelompok Lima,” katanya.

Kelompok Lima adalah pakta informal 12 pemerintah Amerika Selatan yang mendukung AS untuk mengisolasi Venezuela sejak 2017.

Venezuela adalah satu dari dua negara di Amerika Selatan yang melawan AS. Satu lainnya adalah Bolivia di bawah Evo Morales. Namun, Morales digulingkan.

Sesuai Doktrin Monroe, semua negara di halaman belakang AS harus tunduk pada kemuan Washington. Tidak boleh ada negara yang bersekutu dengan lawan politik macam Washington seperti Rusia, Cina, dan Iran.

AS akan melakukan apa saja, termasuk tindakan paling keji, untuk memastikan Doktrin Monroe terjaga.

Back to top button