IHME: 60 Ribu Warga Inggris akan Tewas Akibat Covid-19
- Inggris hanya memilik 17 ribu tempat tidur untuk merawat korban. Kebutuhan mencapai 85 ribu.
- Inggris kekurangan lebih 20 ribu ventilator.
- Angka kematian di atas 3.000 per hari akan terjadi mulai 17 April.
London — Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME) memperkirakan lebih 60 ribu warga Inggris menemui ajal akibat virus korona pada akhir April 2020.
Studi IHME, meski dibantah para ilmuwan, menunjukan angka kematian di Inggris akan jauh lebih tinggi dibanding di negara-negara Eropa dan AS akibat beberapa hal.
Pertama, kekurangan tempat tidur sangat besar saat terjadi peningkatan dramatis yang diperkirakan terjadi mulai pertengahan April 2020.
Baca Juga:
— Sebuah Masjid di London Diubah Jadi Tempat Perawatan Pasien Covid-19
— Covid-19: Inggris bakal Lock Down hingga Waktu Tak Ditentukan
— Miss England 2019 Gantung Mahkota Pilih Bantu Pasien Covid-19
Inggris saat ini memiliki 17.765 tempat tidur di seluruh rumah sakit, sedangkan kebutuhan akan mencapai 85.029. Perkiraan permintaan tertinggi akan mencapai 102.794.
Rincinya, Inggris butuh 23.745 tempat tidur untuk perawatan ekstra intensif. Yang tersedia saat ini hanya 799.
Studi IHME juga menyarankan Inggris perlu mendapatkan lebih 20 ribu ventilator, peralatan kesehatan sangat penting untuk membantu pernafasan pasien sekarang. Di pasar global, sedang terjadi perebutan komoditas itu, dan Inggris kesulitan mendapatkannya.
Safiq Khan, walikota London, Selasa lalu memperingatkan puncak pandemi Covid-19 akan terjadi dalam sepekan ke depan. Saat itu korban terjangkit mencapai melonjak luar biasa kendati lockdown diberlakukan.
Saat ini Inggris mencatat 6.159 kematian, dengan terjangkit terus meningkat. Khan juga memperingatkan rumah sakit harus siap kebanjiran pasien dalam beberapa pekan ke depan.
Menurut IHME, angka kematian di Inggris akan meningkat sebelas kali lipat dari saat ini, menjadi 66.314, pada 4 Agustus. Kematian tertinggi per hari akan terjadi pada akhir April 2020.
Lebih rinci lagi, akan terjadi 3.000 ematian per hari sejak 17 April 2020. Jumlah korban akan menembus 60 ribu pada 1 Mei.
Setelah itu angka kematian melambat, lalu stabil dengan sepuluh meregang nyawa per hari pada akhir Mei. Memasuki Agusuts 2020, total kematian 66.314.
Saat itu, Inggris berada di peringkat pertama dalam daftar korban pandemi Covid-19 — mengungguli Italia, Spanyol, dan AS.
Angka korban kematian di Italia diperkirakan akan mencapai lebih 20 ribu, Spanyol 19 ribu, dan Prancis, 15 ribu lebih.
Pada 27 Maret, kepala Badan Kesehatan Nasional (NHS) Sir Simon Stevens mengatakan; “Kami akan mengkonfigurasi ulang layanan kesehatan rumah sakit, sehingga akan ada 33 ribu tempat tidur untuk pasien Covid-19.
Inggris juga sedang berusaha mendirikan rumah sakit baru, mentransformasi ExCel Centre London dari ruang konferensi menjadi rumah sakit.
RS Nightingle yang baru akan diupayakan menampung 4.000 pasien. Di permukiman, komunitas-komunitas keagamaan juga berusaha membantu dengan mengubah tempat ibadah menjadi ruang perawatan.
Maskid di Bolton salah satunya. Masjid akan memiliki 55 tempat tidur, dengan 60 orang yang biasa shalat berjamaah menjadi relawan.