Crispy

Jepang Tawarkan Bantuan Optimalisasi Penanganan Sampah di Jabar

Kerja sama ini penting mengingat saat ini Jabar menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di Indonesia yakni sebanyak 24.740 ton per hari.

JERNIH – Delegasi Kedutaan Besar Jepang menawarkan bantuan untuk pengembangan optimalisasi penanganan sampah di Jawa Barat. Kerja sama ini penting mengingat saat ini Jabar menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di Indonesia yakni sebanyak 24.740 ton per hari.

Kunjungan kerja Delegasi Kedutaan Besar Jepang terkait manajemen tata kelola persampahan wilayah Jawa Barat itu diterima Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja di Ruang Rapat Papandayan Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (27/1/2022).

Ikut serta dalam rombongan delegasi, yaitu Japan International Coorperation Agency (JICA). Mereka bermaksud menawarkan bantuan untuk pengembangan optimalisasi penanganan sampah di Jabar.

Setiawan yang juga didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemda Provinsi Jabar Prima Mayaningtias menuturkan delegasi Kedubes Jepang datang ke Jabar mempunyai beberapa misi. Salah satunya untuk meningkatkan kapasitas penanganan sampah di kawasan Bandung Raya, yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Garut.

“Mereka datang dari Jepang juga dengan menghadirkan ahlinya. Mereka ingin membantu Jawa Barat untuk bisa mengoptimalkan pengelolaan persampahan, khususnya di kawasan Bandung Raya,” ungkap Setiawan.

Menurut Setiawan, pada prinsipnya delegasi dan JICA akan memulai misinya untuk mengedukasi masyarakat, dengan melaksanakan pengembangan kapasitas masyarakat terkait pengelolaan sampah dengan memilah jenis sampah. Penting untuk diketahui, saat ini Jabar menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di Indonesia sebanyak 24.740 ton per hari.

“Diharapkan penanganan sampah di Jabar akan lebih optimal lagi. Mereka antara lain akan membuat semacam tempat untuk daur ulang. Sehingga sampah-sampah sebelum dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di Legok Nangka, itu sudah terolah dan terpilah dulu di masing-masing sumbernya,” tuturnya.

“Jadi intinya, sampah yang akan dikirim ke Legok Nangka secara kuantitas atau jumlah akan lebih sedikit nantinya,” imbuh Setiawan. Diharapkan jika kerja sama ini terealisasi, setidaknya akan meminimalisasi jumlah sampah di Jabar per harinya, serta mendisiplinkan kembali masyarakat untuk memilah sampah.

Dengan demikian akan terbagi mana sampah yang dapat didaur ulang dan yang tidak. “Dengan kegiatan ini diharapkan sampah bisa dikendalikan secara optimal, khususnya di sumbernya. Sehingga sebelum masuk ke tempat pengolahan akhir, kuantitas sampah sudah berkurang. Ini akan lebih menjaga lingkungan hidup,” ungkap Setiawan. [*]

Back to top button