Crispy

Jerman Jadi Target Utama Serangan Informasi Palsu Rusia

“Kremlin menciptakan gambaran tentang Jerman, di mana kebijaksanaan tenggelam dalam gelombang russofobia irrasional.” Sebagai bukti, UE melampirkan kampanye media-media Rusia.

JERNIH– Laporan Uni Eropa mencatat kampanye desinformasi secara sistematis oleh Rusia di Jerman. Sejak 2015, UE mencatat lonjakan tren informasi palsu di Jerman lebih tinggi ketimbang di Prancis, Italia atau Spanyol.

“Tidak ada negara Uni Eropa lain yang sedemikian gencar diserang informasi palsu seperti Jerman,” demikian kesimpulan penyelidikan yang dilakukan satuan tugas kantor urusan luar negeri Uni Eropa.

Laporan UE itu menyebut Jerman sebagai “sasaran utama kampanye desinformasi Rusia” yang dilancarkan di tatanan politik, dan melalui media-media pro-Kremlin.  Kampanye ini diniatkan “untuk menciptakan keraguan dan perpecahan, serta menciptakan ruang gerak bagi pejabat Rusia,” tulis Uni Eropa. Laporan itu juga menuduh politisi Jerman menghindari dialog langsung dengan Rusia.

“Kremlin menciptakan gambaran tentang Jerman, di mana kebijaksanaan tenggelam dalam gelombang russofobia irrasional.” Sebagai bukti, UE melampirkan kampanye media-media Rusia.

Dalam pemberitaan media pemerintah, lembaga Jerman misalnya dikabarkan memberikan “instruksi” kepada isteri Alexey Navalny, Julia Navalnaya, saat berkunjung ke Jerman, atau mengangkat dokumen palsu yang membuktikan bahwa Julia Navalnaya merupakan warga negara Jerman.

Dalang atau kaki tangan

Dalam narasinya, Rusia menempatkan Jerman sebagai dalang tekanan internasional terhadap Rusia, atau sebaliknya, kadang  cuma sebagai kaki tangan.

Satuan tugas yang dibentuk Uni Eropa mengaku sudah mencatat setidaknya 700 kasus disinformasi dari Rusia di Jerman sejak akhir 2015. Sementara di Prancis jumlahnya hanya berkisar 300 kasus. Adapun Italia dan Spanyol masing-masing mencatatkan 170 dan 30 kasus disinformasi.

Dinas luar negeri UE menganalisis laporan-laporan media dan pernyataan publik melalui situs internetnya, “EU vs. Disinfo.”

Laporan Uni Eropa menyimpulkan langgam Rusia yang “bermuka dua”. Laporan-laporan palsu itu tercatat ramai diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman oleh media-media pro-Kremlin. Tapi pada saat yang sama, pemerintah di Moskow menunjukkan sikap kesediaan untuk berdialog, ketika melancarkan serangan informasi terhadap Uni Eropa.

Perpecahan atau keraguan yang tercipta diharapkan bisa memperluas ruang gerak pejabat Rusia dalam menghadapi Uni Eropa. [DPA/Deutsche Welle]

Back to top button