Jersey Kuning Timnas Brasil yang Memecah Belah Bangsa
- Pendukung Presiden Jair Bolsonaro dianggap membajak jersey kuning timnas Brasil.
- Seorang wartawan mengusulkan Brasil kembali ke jersey putih-biru, yang pernah digunakan sampai 1950.
- Namun, jersey putih-biru dianggap tidak membawa keberuntungan.
Rio de Janeiro — Selama bertahun-tahun, jersey kuning cerah Brasil mempersatukan bangsa lewat sepakbola. Dalam dua tahun terakhir, jersey itu diadopsi pendukung sayap kanan Presiden Jair Bolsonaro dan menimbulkan kontroversi.
Pendukung Bolsonaro menggunakannya saat protes, unjuk rasa, dan unjuk kesetiaan politik kepada sang presiden.
Jersey kuning yang terkenal itu membakar imajinasi penonton di Piala Dunia 1970, ketika Pele — yang mengenakan kostum No 10 — mewakili kesuksesan Brasil di lapangan sepakbola dan menciptakan positif di seluruh dunia selama lima dekade terakhir.
Saat itu timnas Brasil 1970 juga terjerumus dalam kemelut politik, terutama jelang keberangkatan ke Meksiko, Jenderal Medici — presiden Brasil dan diktator militer saat itu — meminkan peran kunci dalam pemecatan pelatih Joao Saldanha.
Saldanha meloloskan Brasil ke Piala Dunia, lewat penampilan sempurna di babak kualifikasi. Ia membangkitkan harapan Brasil akan meraih trofi Piala Dunia.
Tahun 2020, kritikus Bolsonaro mengatakan jersey kuning ikonik kini ternoda karena hubungannya dengan presiden Brasil.
Walter Casagrande, mantan pemain timnas Brasil dan Corinthians, masih ingat betapa bangga mengenakan jersey kuning ikonik saat mencetak mencetak gol pada pertandingan tahun 1985.
“Itu sesuatu yang ajaib,” kata Casagrande kepada CNN Sport.
Kini, menurut Casagrande, jersery kuning itu disalah-gunakan. “Jerey kuning ikonik timnas Brasil dibajak dan diambil alih sayap kanan, yang membuat saya tidak bisa lagi menggunakannya,” kata Casagrande.
Dulu, masih menurut Casagrande, jersey kuning mewakili demokrasi dan kebebasan. “Brasil sangat mengertikan dengan jersey kuning. Kini, kali pertama jersey kuning digunakan untuk melawan demokrasi dan kebebasan,” katanya.
Bukan Politik
Cosmo Alexandre, petarung Mua Thay, Kickboxing, dan pendukung Bolsonaro, menepis tuduhan sedang memanipulasi jersey kuning ikonik Brasil.
“Kenapa kami mengenakan kaos kuning? Karena semua orang Brasil punya kaos warna kuning,” katanya.
Menurutnya, suporter sepakbola Brasil tidak melulu menggunakan jersey kuning. Justru saat unjuk rasa semua orang Brasil mengenakan jersey kuning.
Ia juga mengatakan ada pemisahan antara reputasi dan jersey asosiasi olahraga yang diwakili secara politis. “Di seluruh dunia, semua orang tahu jersey Brasil adalah kuning. Saya mengenakan warna kuning saat berlaga, dan semua orang tahu saya dari Brasil,” kata Alexandre.
Jadi, lanjutnya, ini bukan tentang politik. Hanya saja dunia tahu sepak bola Brasil. Mungkin, lebih mudah bagi sebagian orang untuk mengisolasi sepak bola dan politik, karena di Brsil sepak bola adalah Tuhan.
Josemar de Rezende Jr adalah penggemar sepak bola yang mendirikan kelompok relawan Bolsonaro sebelum pemily. Ia mengatakan sangat bangga dengan reputasi global tim Brasil. Baginya, mengenakan jersey kuning adalah bukti kecintaan kepada negara, kepemimimpinan, prestasi, dan kebanggaan.
Kampanye Biru-Putih
Subyek jersey kuning telah menjadi sangat memecah belah Brasil. Akibatnya, muncul gagasan timnas sepak bola Brasil tidak lagi menggunakan jersey kuning, tapi jersey putih.
João Carlos Assumpção, jurnalis Brasil, pembuat film, dan penulis Gods of Soccer, memimpin kampanye untuk Konfederasi Sepak Bola Brasil agar meninggalkan jersey kuning dan kembali ke jersey putih-biru klasik.
Brasil pernah menggunakan jersey putih biru klaseik tahun 1914.
CBF memutuskan tidak mengomentari masalah ini, karena ini masalah sangat unik. “Orang-orang dulu menyukai sepak bola Brasil karena kami bermain sangat baik,” kata Assumpção. “Jika Brasil bermain bagus tahun 2022, saya yakin semua orang akan membeli jersey putih.”
Assumpção mengakui sulit meninggalkan jersey kuning, tapi bukan sesuatu yang tidak mungkin.
Sebab, jersey putih-biru dianggap tidak membawa keberuntungan ketika Brasil dikalahkan Uruguay di kandang pada Piala Dunia 1950. Saat itulah Brasil menanggalkan jersey putih-biru, dan mengenakan jersey kuning.
Jersey kuning membuat Brasil mencetak rekor juara Piala Dunia, yang sampai saat ini belum bisa disamakan siapa pun.
Ada niat lain Assumpção di balik pengubahan jersey dari kuning ke putih, yaitu orang Brasil menginginkan perubahan Namun, katanya, bukan perubahan yang dilakukan pemerintah.