Crispy

Jokowi Pilih Hadiri HPN Ketimbang ke Australia

BANJAR BARU – Hari Pers Nasional (HPN) yang diselenggarakan tahun ini di Kalimantan Selatan (Kalsel), menghadirkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengaku kapok bila tak menghadiri acara HPN. Padahal seharusnya hari ini, ia berada ke Canberra, Australia, untuk melakukan kunjungan kerja.

“Setiap ada peringatan Hari Pers Nasional, saya berusaha keras untuk hadir. Saya pernah nggak hadir sekali, setelah itu kapok betul karena mengatur waktu sangat sulit,” ujarnya di Banjar Baru, Kalimantan Selatan, Sabtu (8/2/2020).

“Pagi ini pun dalam perjalanan menuju Canberra saya membelokkan perjalanan via Banjarmasin, sekali lagi ini adalah demi Hari Pers Nasional,” Jokowi melanjutkan.

Para pegiat pers yang setiap hari menemani kegiatannya, menjadi salah satu alasan Jokowi memilih hadiri HPN ketimbang ke Canberra. Berbeda dengan para menteri, yang kadang ikut, kadang juga tidak.

“Mengapa saya harus hadir? Karena insan pers adalah teman saya sehari-hari. Kenapa seperti itu? Karena kemanapun saya pergi yang selalu ikut bersama saya adalah para wartawan. Menteri kadang nggak ikut, tapi wartawan pasti ikut,” katanya.

Oleh karena itu, ia menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh insan pers, karena telah membantu memberikan informasi kepada masyarakat atas kinerja pemerintahan .

“Yang mengejar saya sehari-hari, yang menghadang saya doorstop, yang menyebabkan saya kadang-kadang gugup, gagap karena nggak siap ditanya sesuatu,” ujar dia.

Ia juga mendukung sepenuhnya adanya regulasi untuk melindungi dunia pers nasional yang saat ini terancam oleh platform digital dari luar. Apalagi saat ini regulasi tersebut belum ada.

“Tadi malam saya sudah berbincang dengan para pemred. Saya minta segera disiapkan draf regulasi yang bisa melindungi dan memproteksi dunia pers kita,” katanya.

“Saya menyerap semua aspirasi Pak Ketua PWI. Jangan sampai semuanya diambil oleh platform digital dari luar. Pajak juga tidak bayar, aturan maupun regulasi tidak ada,” kata dia.

Menurut Jokowi, platform digital tidak punya aturan dan dengan bebas meraup iklan untuk mengeruk keuntungan. Hampir semua negara mengalami hal yang sama. Tanpa adanya aturan, barang-barang tersebut sudah masuk ke semua negara.

Oleh sebab itu, informasi yang baik memerlukan jurnalisme yang baik dan ekosistem yang baik pula. Jokowi berharap ekosistem media harus dilindungi dan diproteksi sehingga masyarakat mendapatkan konten berita yang baik.

“Untuk itu diperlukan industri pers yang sehat. Momentum HPN tahun ini saatnya kita bangkitkan pers yang dapat melindungi bangsa Indonesia dari segala bentuk penjajahan dunia luar,” ujarnya.

Back to top button